Berita Nasional Terpercaya

Kisah Adi Satya, Tinggalkan Karier BUMN dan Dirikan Startup SoalOnline

0

BERNAS.ID – Memiliki karier yang cemerlang di perusahaan nyatanya tidak membuat Adi Satya betah di zona nyaman. Dia memilih melawan arus dengan meninggalkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mendirikan sebuah perusahaan rintisan atau startup bernama SoalOnline. 

Terjun ke dunia bisnis ternyata tidak seperti yang Adi pikirkan. Ada banyak lika-liku yang berbeda dengan karier profesional yang dijalani sebelumnya.

Bahkan sebelum berkarier di BUMN, ia pernah berhasil mendirikan usahanya sendiri hingga menjadi kaya, tapi kemudian harus menelan pil pahit. Bisnisnya jatuh dan dia harus memulai dari awal dengan bekerja di perusahaan lain.

Baca Juga: Kisah Edwin Kurniawansyah, Jatuh Bangun Rintis Usaha hingga Kembangkan Bisnis Properti

Bagaimana kisah Adi dalam merintis karier hingga akhirnya memutuskan untuk mendirikan startup? Berikut selengkapnya.

Orang Kaya Baru

Adi lahir di Magelang, Jawa Tengah, dari keluarga sederhana. Dia dibesarkan oleh orangtuanya yang merupakan seorang dosen PNS atau pegawai negeri sipil di Solo.

Ketika akan lulus SMA, orangtua menyarankan agar dia menjadi seorang aparatur sipil negara (ASN) alias PNS. Tapi menurutnya, menjadi PNS tidak menghasilkan uang yang banyak.

Sebagai orang yang bebas, akhirnya dia mengutamakan pilihannya dengan kuliah di Teknik Sipil, Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta.

Sebenarnya, dia juga diterima di Institut Seni Indonesia (ISI) karena kecintaannya terhadap musik. Bagaimanapun, dia harus memilih dan pilihan itu jatuh pada UGM.

“Orangtua ngomong, yang sudah teknik sipil saja, kalau musik kan bisa hobi. Jadi saya itu perpaduan antara jiwa seni dan engineering. Ketika mau lulus, nggak mau jadi PNS,” katanya kepada Bernas.id.

Lulus dari universitas, jiwa mudanya berkobar untuk menuntunnya menjadi seorang pengusaha. Singkat cerita, Adi berhasil mendirikan bisnis kontraktor dan memiliki karyawan.

Berasal dari keluarga yang sederhana, suatu ketika ia harus memegang uang miliaran rupiah. Sukses secara finansial, lantas membuat Adi pun menjadi Orang Kaya Baru alias OKB. 

“Saya berhasil secara finansial. Tapi pada saat itu namanya orang masih muda, tiba-tiba punya banyak duit. Lalu yang terjadi adalah OKB. Segala dibeli, yang nggak diperlukan beli, makan steak tiap hari, DP rumah,” jelasnya.

Namun suatu hari, usahanya kandas karena tidak diurus dengan baik. Setelah jatuh berkali-kali, terjadi pergumulan dalam hidup Adi. Dia menyadari jika belum siap mental menjadi pengusaha.

Dari miliaran rupiah turun drastis menjadi minus ratusan juta rupiah. Pada 2007, dia mencoba bangkit dan memulai segalanya dari awal. Ia melamar di sebuah perusahaan kontraktor yang membawa ke Zambia di benua Afrika.

Baca Juga: Kisah Margareta Astaman, Asa Jadi Penulis hingga Bawa Buah Lokal ke Pasar Global

Kegemarannya menjadi pemimpin sejak masa sekolah, membuatnya kala itu mampu memimpin 35 orang asal Indonesia dan 70 orang lokal untuk menyelesaikan pekerjaan selama 8 bulan. Pekerjaan itu ternyata dapat selesai lebih awal, yakni rampung dalam 6 bulan.

“Jadi kita terbiasa kerja keras, cerdas, dan efektif. Selesai 6 bulan, dan belum selesai kontraknya, kan bingung karena belum bisa dipulangkan. Akhirnya selama dua bulan itu, kami melakukan pekerjaan yang nggak perlu supaya bisa stay,” ujarnya.

Memulai Karier BUMN

Setelah menyelesaikan proyek di Zambia sebagai site engineer, Adi bertekad untuk mencari pekerjaan di Tanah Air. Dia pun melamar di salah satu BUMN di Indonesia. Sebenarnya dia juga mencoba peruntungan dengan melamar di perusahaan di Amerika Serikat.

Dia berhasil lolos di kedua perusahaan tersebut. Ya hidup adalah pilihan, dan pilihan itu jatuh pada BUMN. Salah satu alasannya, karena pengurusan visa ke AS yang sudah terlambat.

Usia 32 tahun, dia pun memulai kariernya di BUMN bidang konstruksi. Perusahaan tempatnya bekerja terlibat dalam pembangunan MRT atau Mass Rapid Transit di Jakarta.

Bekerja di BUMN selama hampir 10 tahun, membuat Adi banyak bertemu dengan orang dengan berbagai karakter. Salah satu yang membekas di benaknya ketika harus bekerja sama dengan pihak Jepang.

Dia melihat orang Jepang sebagai pekerja yang jujur, disiplin, dan sederhana. Perjumpaannya dengan orang Jepang memicu babakan penting dalam kehidupan Adi.

“Di satu bagian yang paling penting itu ketika kerja sama dengan pihak Jepang, itu sangat mempengaruhi. Kemudian saya ambil keputusan, saya nggak mau lagi di dunia BUMN di Indonesia,” katanya.

Akhirnya, Adi mengambil keputusan yang bakal mengubah hidupnya dengan meninggalkan karier cemerlang di BUMN. Keputusan tersebut akan membangun Adi menjadi manusia baru dengan tantangan-tangan baru sebagai pengusaha.

Mendirikan SoalOnline

Sebelum meninggalkan BUMN, Adi telah menjalin pertemanan dengan Akhmad Aminullah, seorang dosen di salah satu perguruan tinggi negeri ternama di Indonesia. Aminullah begitu mencintai dengan dunia IT. Harus diakui Adi, ia teracuni oleh Aminullah untuk mendirikan sebuah startup di bidang pendidikan.

Baca Juga: Kisah Aminullah, Ahli Software Bidang Teknik Sipil yang Mendapat Undangan S3 Gratis di Korsel

Singkat cerita, lahirlah SoalOnline pada 2018. SoalOnline merupakan startup sociopreneurship yang fokus pada bidang pendidikan.

SoalOnline menjadi bank soal bagi murid dan guru. Ada lebih dari 60 ribu soal yang terkumpul di SoalOnline. Lebih jauh lagi, SoalOnline menyasar sekolah-sekolah dengan menyediakan platform engine untuk ujian.

Karena sasaran utamanya adalah sekolah-sekolah, ada fakta menarik yang ia temukan selama mempromosikan SoalOnline. 

Problem-nya di pengambil keputusan, karena kita B2B (business to business), punya problem yaitu guru, kepala sekolah, dan kepala dinas, suka ditemui langsung. Jadi saya nggak bisa kasih penawaran by email,” jelasnya.

“Kita jangan ngomongin 4.0 karena fakta di lapangan, sekitar 90% terutama sekolah negeri, mereka masih di 2.0, bahkan 3.0 saja belum,” imbuhnya.

Interaksi terhadap calon klien yang harus secara offline, kemudian mengajukan proposal, dan presentasi secara offline membuat bisnis SoalOnline agak menurun di kala pandemi.

Namun, SoalOnline siap berekspansi ke berbagai kota di Indonesia dengan menjalin kerja sama dengan sejumlah pihak. 

Ke depan, SoalOnline tidak hanya fokus melayani ujian sekolah, tapi ujian untuk tes karyawan, tes psikologi, dan sebagainya yang berbasis AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan.

Terkait sociopreneurship, SoalOnline telah melakukan pelatihan kepada guru-guru dengan menggelar workshop secara gratis, sekaligus menciptakan komunitas.

Baca Juga: Kisah Irma Sustika, Buktikan Perempuan Indonesia Bisa Berdaya secara Ekonomi

“Kita juga buat supaya guru bisa input soal, lalu dibeli, kemudian ada bagi hasil. Mereka dapat income, kita dapat komisi saja,” tuturnya,

Selalu Berdiri di Puncak

Adi mengaku sebagai orang yang simpel dan tidak terbawa arus. Prinsipnya adalah berenang melawan arus. Selain itu, sebagai pecinta alam, dia juga memegang pedoman hidup yang selalu dibawa dalam kehidupan sehari-hari.

“Saya selalu punya prinsip di mana kita berdiri, di situlah puncak,” katanya.

Adi mengaku lemah jantung. Tapi karena kecintaannya yang besar, dia mampu menaklukan beberapa gunung seperti Gunung Merbabu, Gunung Merapi, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, dan Gunung Lawu.

“Saya punya lemah jantung, tapi saya bisa naik gunung. Sederhana, ya lihat diri sendiri. Kalau kita lagi jatuh, itu sebenarnya puncak,” ujarnya.

Dia meyakini kehidupan ini tidak selamanya linear, artinya orang yang terlihat selalu sukses berarti belum berjumpa dengan momen ketika harus jatuh.

Kini, pria berusia 40 tahun ini lebih fokus pada berkarya. Dengan mengajari anak-anak dan guru melalui pelatihan-pelatihan, sudah membuatnya bahagia.

Baginya, dunia entrepreneur itu seperti maraton dan naik gunung. Dengan segala kondisi yang ada, kita harus melangkah maju. Yang pertama kali harus dilakukan adalah mencintai maraton atau gunung itu.

Baca Juga: Donni Prabowo, Entrepreneur Muda Pegiat Ekosistem Startup Lokal

“Kalau nggak suka naik gunung, ya jangan dipaksa. Tapi kalau suka, bahkan dengan keterbatasan tapi saya suka, beberapa gunung saya sudah saya daki dan turun dengan selamat. Ya, entrepreneur seperti itu,” jelasnya.

Menjadi pengusaha era saat ini jauh lebih menarik. Banyak pilihan untuk berkarya dan menghasilkan uang. Adi justru berpesan agar generasi tua mau belajar kepada generasi muda.

“Karena mereka kreatif dalam mencari uang, dan duit datang ke mereka,” katanya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.