Berita Nasional Terpercaya

Mengenal IHSG, Cara Membaca, Jenis, Manfaat, dan Istilah Terkait

0

Bernas.id – Diperkenalkan perdana pada 1 April 1943 sebagai indikator pergerakan harga saham Bursa Efek Jakarta, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah grafik yang menampilkan pergerakan rata-rata seluruh saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Istilah internasionalnya Indonesia Composite Index (ICI) atau IDX Composite. Melalui index saham inilah penurunan dan kenaikan pasar saham secara global dapat diketahui, tak terkecuali pasar saham di pasar modal dapat diketahui. IHSG merupakan informasi penting bagi investor karena dapat dijadikan tolok ukur kondisi pasar modal yang dituju. Perhitungan dapat dilakukan setiap hari pasca penutupan perdagangan.

Keberadaan grafik IHSG memudahkan masyarakat, khususnya investor dalam melihat ringkasan keadaan real time pasar modal tanpa menganalisa setiap instrumen saham. Menurut Bursa Efek Indonesia, IHSG adalah indeks saham sebagai pengukur kinerja seluruh saham di papan utama dan papan pengembangan BEI. Selain itu, IHSG termasuk dalam kategori indeks headline pada sub klasifikasi komposit. Indeks headline ini dijadikan acuan utama dalam penggambaran kinerja pasar modal.

Ada banyak emiten atau perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan pergerakan harian setiap saham yang berbeda. Pergerakan sahamnya ada yang meningkat, menurun, atau stagnan. Perbedaan pergerakan tersebut jika digabungkan maka pergerakan rata-ratanya akan tergambar dalam IHSG. Peningkatan IHSG menunjukkan rata-rata saham di BEI sedang mengalami kenaikan dan penurunan IHSG menunjukkan sebaliknya.

Daftar Isi :

  1. Perhitungan dan Cara Membaca IHSG
  2. Jenis-jenis IHSG
  3. Manfaat IHSG
  4. Istilah-istilah Terkait IHSG

Baca juga: Mengenal IPO Saham Perdana di Pasar Modal

 

Perhitungan dan Cara Membaca IHSG

Tanggal 10 Agustus 1982 ditetapkan sebagai hari dasar perhitungan IHSG dengan nilai dasar sebesar 100. Perhitungan IHSG menggunakan harga pasar dan jumlah nilai dasar atau harga IPO seluruh saham yang tercatat. Sementara itu, harga saham yang digunakan dalam perhitungan IHSG adalah harga saham pasar reguler yang didasarkan pada sistem lelang. Metode perhitungan ini disebut dengan Market Value Weighted Average Index atau rata-rata berimbang berdasarkan jumlah saham beredar di bursa. Perhitungan IHSG dilakukan setelah penutupan perdagangan.

Rumus IHSG:

IHSG = (Nilai Pasar / Nilai Dasar) x 100

Keterangan:

  • Nilai Dasar adalah total jumlah saham pada hari dasar dikalikan dengan harga saham pada hari dasar
  • Nilai Pasar adalah total jumlah saham yang tercatat di bursa dikalikan dengan harga pasar

Berdasarkan perhitungan di atas, tentunya IHSG dapat mengalami kenaikan atau penurunan. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk memahami tren pergerakan IHSG dalam rangka menentukan keputusan investasi saham. Cara membaca IHSG paling mudah adalah melihat tren pergerakan. Apabila IHSG mengalami kenaikan secara tajam dalam sehari, investor tidak disarankan melakukan pembelian saham. Sebaliknya, jika tren IHSG mengalami penurunan, investor disarankan melakukan pembelian saham tanpa melupakan analisis fundamental.

Baca juga: 7 Aplikasi Trading Saham Terdaftar OJK

Jenis-jenis IHSG

Indeks Harga Saham Sektoral

Ada 9 sektor yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia, yaitu sektor pertambangan, sektor pertanian, sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri, sektor industri barang konsumsi, sektor properti, real estate, dan konstruksi bangunan, sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi, sektor manufaktur, sektor keuangan, dan sektor perdagangan, jasa, dan investasi. IHSG jenis ini menggunakan nilai emiten dari setiap sektor.

Indeks Syariah

Indeks Syariah merupakan nilai gabungan saham syariah. Semua emiten Indeks Syariah beroperasi sesuai dengan syariat Islam.

IHSG BUMN

Sesuai namanya, indeks ini menunjukkan seluruh kinerja dari perusahaan BUMN serta memuat afiliasi dari BUMN tersebut.

Baca juga: 7 Daftar Aplikasi Investasi Resmi Versi OJK

Manfaat IHSG

Manfaat IHSG

  • IHSG dapat digunakan sebagai alat ukur untuk mengestimasi tingkat rata-rata keuntungan investasi
  • IHSG dapat dijadikan sebagai salah satu tolok ukur kondisi perekonomian suatu negara. IHSG yang tinggi akan mendorong minat masyarakat untuk berinvestasi sehingga modal dan kinerja perusahaan membaik. Kondisi perusahaan yang membaik memberikan peluang bagi negara untuk menarik pajak. Pajak yang berhasil dikumpulkan oleh negara dialokasikan kembali untuk kesejahteraan masyarakat
  • IHSG bermanfaat sebagai penanda pergerakan pasar modal. Tren IHSG yang meningkat menandakan harga saham di pasar modal yang meningkat dan sebaliknya.
  • IHSG dapat digunakan untuk mengukur kinerja portofolio.

Baca juga: Inilah Perbedaan Karakteristik Obligasi dan Saham

Istilah-istilah Terkait IHSG

Istilah-istilah Terkait IHSG

  1. Bubble. Bubble mendeskripsikan harga saham yang melambung secara drastis. Bahkan, kenaikannya sering dianggap tidak wajar dan melampaui kondisi harga saham normal. Bubble disebabkan oleh peristiwa tak terduga atau diluar prediksi umum.
  2. Fluktuasi. Fluktuasi saham adalah penurunan dan kenaikan harga saham yang dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan politik akibat pengaruh mekanisme perdagangan. Portofolio. Portofolio diartikan sebagai sekumpulan saham yang dimiliki perusahaan maupun individu.
  3. Likuiditas. Istilah likuiditas pada IHSG diartikan sebagai jumlah transaksi saham di pasar modal pada jangka waktu tertentu. Likuiditas yang tinggi menunjukkan aktivitas perdagangan saham yang tinggi atau ramai.
  4. Buyback. Sesuai bahasanya yang berarti membeli kembali, Buyback dalam pasar modal diartikan sebagai kegiatan membeli kembali saham yang sempat dimiliki masyarakat.
  5. Capital gain dan capital loss. Singkatnya, capital gain adalah keuntungan yang diperoleh investor sedangkan capital loss adalah kerugian yang dialami oleh investor.
  6. Cut loss. Keputusan investor untuk menjual sahamnya untuk menghindari kerugian yang lebih parah.
  7. Hold. Berlawanan dengan arti cut loss, hold adalah kegiatan menahan saham yang ada.

Sampai saat ini sedikitnya ada 10 saham sebagai penggerak IHSG, yaitu saham dengan kode  BBCA, BBNI, BMRI dan BBRI dari sektor perbankan, TLKM dari sektor telekomunikasi, UNVR, HMSP dari sektor industri barang konsumsi, TPIA dari sektor industri kimia, serta saham dengan kode ASII dari sektor industri manufaktur. Nilai kapitalisasi sahamnya berkisar antara Rp 133 trliun hingga Rp815 triliun.

Baca juga: Mengenal Trading Saham dan Cara Jitu Jadi Trader Handal

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.