Berita Nasional Terpercaya

Mengenal Sarana Cryptocurrency Mining dan Jenisnya

0

Bernas.id – Cryptocurrency atau mata uang kripto adalah mata uang digital yang dijamin oleh kriptografi dengan menerapkan kode rahasia untuk melindungi keamanan informasi dan akses komunikasinya. Eksistensi cryptocurrency semakin populer di dunia, termasuk Indonesia dalam setahun terakhir. Data Kementerian Perdagangan menyatakan bahwa pada pertengahan 2021 jumlah investor aset kripto mencapai 6,5 juta orang.

Mengutip Forbes, diketahui bahwa ada tiga unsur utama yang terkait dengan mekanisme kerja Kripto. Cryptocurrency bekerja dengan mekanisme digital, terenkripsi, dan desentralisasi sehingga selain menjadi trader, mata uang kripto dapat diperoleh melalui proses penambangan atau Cryptocurrency Mining.

Cryptocurrency digunakan banyak orang untuk berinvestasi. Jenis mata uang kripto di dunia mencapai 13.506 jenis dengan kapitalisasi sekitar Rp35 kuadriliun. Namun, CoinMarketCap menyebutkan ada 4 jenis mata uang kripto yang paling populer dengan kapitalisasi terbesar, yaitu Bitcoin, Ethereum, Binance Coin, dan Tether. Keuntungan dari mata uang kripto dapat diperoleh melalui penambangan mata uang kripto atau Cryptocurrency Mining. Kegiatan ini diibaratkan dengan penambangan emas dan berlian.

Daftar Isi :

  1. Pool Mining
  2. Cloud Mining
  3. Solo Mining

Baca juga: Mengenal Cryptocurrency, Sejarah, Jenis, Legalitas, Peluang, dan Risikonya

 

Jenis Cryptocuurency Mining

Sama halnya dengan penambangan emas dan berlian yang memerlukan sarana, Cryptocurrency Mining pun memerlukan sarana penambangan, meliputi:

Pool Mining

Pool Mining

Menambang mata uang kripto dapat dilakukan dengan Pool Mining. Cara menambang dengan Pool Mining cukup sederhana. Penambang atau miner perlu menggabungkan kekuatan dalam sebuah pool dengan penambang lain untuk melakukan penambang kripto. Kelak hasil dari penambangan kripto dibagi dengan penambang yang terlibat.

Cara Kerja Pool Mining

Pool Mining adalah penambangan mata uang kripto yang dilakukan secara berkelompok. Setiap penambang dalam kelompok mencurahkan kekuatan analisis untuk menemukan blok. Keberhasilan penemuan blok diganjar dengan imbalan berupa aset kripto yang ditambang. Imbalan dibagi antara para penambang menyesuaikan proporsi kekuatan analisis setiap penambang atau hasil pekerjaan satu kelompok. Ada kalanya pada suatu kasus tertentu, setiap penambang memperlihatkan bukti kerja untuk mencairkan imbalannya.

Perolehan keuntungan melalui penambangan crypto asset dapat dilakukan secara mandiri dengan peralatan khusus yang dimiliki secara pribadi pula atau bergabung dengan para penambang untuk menggabungkan perangkat yang ada sebagai upaya meningkatkan hashing.

Metode Pemberian Imbalan

  1. Pool Mining Proportional. Metode pool mining proportional adalah pemberian imbalan kepada penambang yang disesuaikan dengan kontribusi penambang dalam menemukan blok. 
  2. Pay Per Share. Metode Pay Per Share hampir sama dengan metode proporsional, yaitu setiap penambang berhak menerima imbalan berdasarkan kontribusinya dalam menemukan blok. Namun, pemberian imbalannya terlepas dari waktu penemuan blok. Penambang dapat menukar imbalan yang diterima dengan pembayaran proporsional kapanpun.
  3. Peer to Peer. Metode ini bertujuan melakukan pencegahan terhadap pemusatan struktur pool. Oleh karena itu, para penambang mengintegrasikan blockchain yang pisah tapi masih terkait dalam suatu kelompok sehingga mampu mencegah kemungkinan kecurangan dan kegagalan akibat problem sentral.

Kelebihan dan Kekurangan Pool Mining

Pool Mining dapat memberikan keuntungan berupa peningkatan potensi keberhasilan dalam menemukan blok baru berhubung para penambang bekerja sama untuk memecahkan algoritma dalam penemuan blok. Di samping itu, penambangan dengan cara Pool Mining memberikan kesempatan bagi lara oenambang yang memiliki keterbatasan perangkat.

Kelebihan yang melekat pada Pool Mining dibayangi juga dengan kelemahan. Melalui metode Pool Mining, setiap penambang harus rela menyerahkan sebagian otonominya untuk proses penambangan akibat persyaratan mengikat yang ditetapkan oleh kelompok.

Situs Pool Mining yang bisa digunakan para penambang untuk meraih keuntungan dari aset kripto, antara lain Discush Fish, Kano Pool, Slush Pool, Ant Pool, dan BTC.com. Keempat situs ini didaulat sebagai situs penambangan aset kripto terbaik.

Baca juga: Ulama Indonesia Gelar Diskusi Mengenai Halal Haram Perdagangan Aset Crypto

Cloud Mining

Cloud Mining

Cloud Mining merupakan proses penambangan aset kripto menggunakan kekuatan cloud computing. Penambangan dilakukan dengan membayar pihak ketiga untuk melakukan seluruh tahapan mining sehingga peserta tidak perlu memiliki mining rig khusus serta tidak perlu menjalankan node blockchain. Peserta biasanya hanya menyewa hash power atau mining rig yang kekuatannya dihitung dalam satuan Gh/s dan Th/s.

Penyedia jasa Cloud Mining, seperti Hashflare, Hashing24, dan Genesis Mining memiliki sekaligus mengoperasikan fasilitas mining rig. Di samping itu, penyedia jasa Cloud Mining juga menawarkan kepada peserta penambangan untuk membeli atau menyewa hash power yang dihasilkan. Keuntungan menambang kripto dengan Cloud Mining tidak memerlukan pengetahuan yang mendalam tentang hardware mining. Namun, kelemahannya risiko menambang kripto dengan Cloud Mining memiliki risiko yang tinggi.

Jenis-jenis Cloud Mining

Berdasarkan cara penggunaanya, terdapat dua jenis Cloud Mining, yaitu:

Host Mining

Host Mining mengharuskan peserta membeli atau menyewa rig di mini farm sehingga peserta perlu membayar penyiapan dan pemeliharaan rig. Host Mining dapat mengurangi biaya akses listrik yang digunakan dalam proses penambangan. Selain itu, peserta memiliki kontrol yang lebih besar atas rig yang disewa sehingga dapat mengalihkan hash power yang dihasilkan oleh kolam penambangan untuk memperbesar peluang menemukan blok baru. Peserta juga memegang kendali penuh atas imbalan yang dihasilkan.

Lease Hash Power

Berbanding terbalik dengan Host Mining, Lease Hash Power mengharuskan peserta menyewa bagian dari hash power yang dihasilkan oleh mining farm. Oleh karena itu, peserta tidak dibebani dengan biaya pengaturan atau pemeliharaan. Peserta hanya perlu berlangganan paket untuk penerimaan reward atau imbalan dari keuntungan farm saat farm menerima reward berupa aset kripto atau menemukan blok baru.

Kelebihan dan Kekurangan Cloud Mining

Cloud Mining dinilai cocok digunakan oleh pemula yang belum memahami pemecahan kode matematika. Cloud Mining juga mengakomodasi peserta atau pengguna yang ingin mendapatkan reward tinggi dari penambangan aset kripto tapi tidak mau terlibat dengan seluruh persyaratan teknis dan perangkat keras penambangan. Selain itu, Cloud Mining dinilai hemat biaya karena tidak memerlukan biaya overhead.

Di samping menawarkan reward yang menggiurkan, Cloud Mining juga memiliki potensi risiko atau kelemahan. Ketiadaan kesempatan bagi peserta untuk menilai mini farm secara langsung berpeluang meningkatkan potensi penipuan. Pada situasi lain, Cloud Mining dapat dijadikan skema piramida sehingga peserta baru rentan mengalami kerugian.

Peserta yang berniat melakukan penambangan dengan Cloud Mining disarankan untuk menganalisis penyedia jasa Cloud Mining. Analisis yang diperlukan meliputi review, kredibilitas platform, dan pertimbangan batas penarikan.

Baca juga: Bukan Alat Pembayaran Sah, Bagaimana Pemerintah Memandang Eksistensi Crypto?

Solo Mining

Solo Mining

Solo Mining adalah cara penambangan kripto secara mandiri sehingga penambang tidak harus berbagai pendapatan dengan penambang lain. Namun sebagai konsekuensinya, penambang membutuhkan berbagai peralatan canggih, seperti Motherboard, Hard Drive, Personal Computer, RAM, dan kartu grafis. Di samping itu, penambang harus memiliki daya listrik yang besar serta memiliki kemampuan memecahkan algoritma matematika rumit. Solo Mining sering dilakukan oleh penambang ahli yang berpengalaman.

Perangkat Solo Mining

  • Komputer. Pilih komputer yang hemat listrik tapi mampu memaksimalkan proses penambangan sehingga keuntungan yang dapatkan optimal
  • Motherboard. Sebagai langkah awal, penambang kripto dapat menggunakan motherboard dengan 2 slot PCI-E. Untuk versi lebih baiknya dapat menggunakan motherboard dengan 6 slot PCI-E.
  • CPU. CPU tidak memegang peran penting dalam penambangan kripto sehingga CPU i5 atau i7 dianggap cukup.
  • Hard Drive. Hard Drive minimal 250 GB atau SSD berkapasitas 60 GB hingga 120 GB cukup sebagai permulaan penambangan kripto.
  • RAM. RAM tidak begitu digunakan dalam penambangan kripto tapi setidaknya siapkan RAM 4 GB untuk menjalankan program
  • Power Supply. Power Supply 700 W cukup untuk penambangan altcoin berspesifikasi rendah. Namun perlu 1000 w untuk dua kartu grafis
  • Kartu Grafis. Kartu Grafis merupakan elemen penting dalam penambangan kripto. Kartu Grafis yang bisa digunakan antara lain R7900, GTX1060 6GB GDDR5 atau produk dari AMD dan NVIDIA untuk hasil yang lebih baik
  • Software Mining. Ada banyak software yang digunakan dalam proses penambangan kripto. Misalnya, Ethmier, BTC Miner, dan BFG Miner.

Baca juga: Berencana Investasi Cryptocurrency? Pahami Dulu Untung Ruginya

Leave A Reply

Your email address will not be published.