Berita Nasional Terpercaya

Apa Itu Crypto Coin? Begini Fungsi dan Jenisnya

0

Bernas.id – Cryptocurrency dikenal sebagai aset kripto atau mata uang digital terdesentralisasi. Namun, sebenarnya cryptocurrency terbagi menjadi dua, yaitu crypto coin dan token. Keduanya sering dianggap sama padahal keduanya memiliki berbagai perbedaan, mulai dari definisi hingga jenisnya. Oleh karena itu, mengenal crypto coin akan lebih lengkap sambil mengenali token kripto.

Daftar Isi :

  1. Pengertian Crypto Coin
  2. Fungsi Crypto Coin
  3. Jenis Crypto Coin
  4. Perbedaan Crypto Coin dan Token

 

Baca juga: Cryptocurrency Rank, Bitcoin Rajai Peringkat

Pengertian Crypto Coin

Pengertian Crypto Coin

Crypto coin sebagai bagian dari cryptocurrency adalah aset digital yang diciptakan di blockchain miliknya sendiri. Misalnya, Bitcoin yang berproses di blockchain Bitcoin dan Ether yang berproses di blockchain Ethereum. Lebih jelasnya, crypto coin memiliki tiga karakteristik dasar, yaitu jumlah peredaran crypto coin tidak bergantung pada suatu lembaga atau otoritas tertentu karena sifatnya terdesentralisasi, crypto coin memiliki blockchain dan ledger sendiri, dan jaring keamanannya menggunakan kriptografi.

Baca juga: Mengenal Cryptokitties, Game Penghasil Uang

Fungsi Crypto Coin

Fungsi Crypto Coin

Menilik sejarah, mata uang kripto yang pertama kali muncul adalah Bitcoin. Oleh pengembangnya, Satoshi Nakamoto, Bitcoin digunakan sebagai alat tukar terdesentralisasi. Artinya tujuan awal crypto coin adalah alat pembayaran laiknya uang konvensional. Tujuan tersebut tak berjalan mulus. Kegunaan crypto coin sebagai alat pembayaran ternyata tak diakui oleh berbagai negara. Namun, tidak ada yang sia-sia dari sebuah temuan. Pada era modern seperti sekarang, crypto coin memiliki fungsi lain.

Crypto coin sebagai aset investasi

Tidak diakuinya cryptocurrency sebagai mata uang di berbagai negara tak lantas membuatnya tidak berguna. Aset kripto kini dianggap sebagai aset investasi yang dapat diperjualbelikan. Bahkan crypto coin pertama, Bitcoin dinilai sebagai emas digital karena kemampuan menyimpannya sama seperti uang fiat. Suplai Bitcoin yang dibatasi 21 juta koin saja semakin mengukuhkan Bitcoin sebagai aset investasi karena nilainya cenderung aman dari pengaruh buruk inflasi.

Crypto coin sebagai keberlangsungan blockchain

Perkembangan jaringan blockchain tampak pesat. Semula blockchain sekadar memproses secara terdesentralisasi, tapi kini blockchain sudah dilengkapi dengan smart contract. Keberadaan smart contract pada blockchain membuat jaringan ini dapat dipakai untuk memfasilitasi jasa keuangan lainnya.

Ragam kegunaan blockchain semakin meningkatkan intensitas penggunaan aset kripto sehingga kompensasi yang didapatkan developer pun.  Kompensasi tersebut dibayar menggunakan crypto coin. Secara tidak langsung hal ini berpengaruh terhadap eksistensi dan keandalan blockchain.

 

Baca juga: Inilah 9 Aplikasi Cryptocurrency Indonesia Resmi

Jenis Crypto Coin

Jenis Crypto Coin

Beberapa crypto coin yang beredar di pasar, antara lain:

Bitcoin (BTC)

Bitcoin adalah crypto coin pertama di dunia yang dikembangkan melalui blockchain Bitcoin dan diluncurkan pada 2009 silam. Popularitas Bitcoin semakin meningkat setelah crypto coin buatan Satoshi Nakamoto ini diborong oleh Tesla Inc. Menjelang akhir tahun 2021, harga Bitcoin mencapai $60.942. Harga ini mengalami peningkatan lebih dari 12.000% dari lima tahun lalu yang hanya seharga $500 dolar.

Ethereum (ETH)

Disebut sebagai pesaing terberat Bitcoin, lonjakan harga Ether dari lima tahun lalu tidak jauh beda dari Bitcoin. Ether adalah crypto coin yang dijalankan di jaringan Ethereum. Harga Ether menjelang tahun baru 2022 mencapai $4.322 padahal lima tahun lalu harga crypto coin berkode ETH ini berkisar $11. Eksistensi Ethereum kian bersinar di kalangan developer program lantaran berbagai aplikasi potensial yang dimilikinya, seperti smart contract dan beragam token NFT.

Solana (SOL)

Meski baru beredar pada tahun 2020, Solana masuk dalam jajaran 10 crypto coin dengan nilai kapitalisasi pasar tertinggi. Harga perdananya saat diluncurkan senilai $0,77 dan menjelang akhir tahun 2021 harga Solana melonjak hingga diperdagangkan dengan harga $204,9. Lonjakan harga Solana dipengaruhi oleh sistem blockchain Solana yang mampu memproses transaksi dengan aman dan cepat. Selain itu, crypto coin ini memiliki fitur unggulan yang termasuk dalam NFT, seperti Project Wormhole.

Cardano (ADA)

Diluncurkan perdana pada 2017, crypto coin berkode ADA ini diperdagangkan dengan harga $0,02. Sepanjang tahun 2021 perkembangan harga Cardano relatif stabil dan menyongsong tahun baru 2022 harganya mencapai $1,9. Cardano diprediksi sebagai salah satu crypto coin dengan potensi pasar yang tinggi. Kecepatan dan keefektifan proses transaksinya menjadikan Cardano bisa menghemat energi.

Binance Coin (BNB)

Diciptakan pada tahun 2017, Binance Coin bermula dari fasilitator perdagangan crypto coin dari platformnya. Binance Coin awalnya berjalan di atas blockchain Ethereum, tapi sekarang Binance Coin sudah memiliki blockchain sendiri. Mendekati pergantian tahun, harga Binance Coin meningkat signifikan hingga mencapai $551,75 padahal harga perdananya hanya $0,10.

Baca juga: Cryptocurrency Halal atau Haram? Begini Penjelasan Lengkapnya

Perbedaan Crypto Coin dan Token

Perbedaan Crypto Coin dan Token

Crypto coin dibangun dari blockchain sendiri sedangkan token lahir dari berbagai platform yang diciptakan dari blockchain. Jika diibaratkan dalam kehidupan manusia, crypto coin adalah penduduk asli sedangkan token adalah pendatang.

Pengembang yang menciptakan token harus mematuhi seluruh standar pembuatan token agar dapat diproses di blockchain induknya. Misalnya, developer mengacu pada standar ERC-20 agar token yang diciptakan dapat saling berinteraksi dengan aplikasi lain di blockchain Ethereum. Ribuan token yang sudah beredar di pasar antara lain Tether (USDT), Basic Attention Token (BAT), dan USD Coin (USDC).

Berbeda dengan crypto coin, token memiliki empat prinsip dasar, yaitu programmable, permissionless, trustless, dan transparency. Artinya, seluruh token dijalankan di atas platform software yang dilengkapi dengan smart contract dari blockchain induk. Selain itu, semua pihak dapat menggunakan token tanpa izin. Meski tidak ada otoritas yang mengontrol peredaran token tetapi seluruh kegiatan penggunaan token dapat dipantau dan dicatat oleh pihak manapun.

Baca juga: Inilah 5 Cryptocurrency Terbaik Tahun 2021

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.