Berita Nasional Terpercaya

UKM Kristal UNY Mendampingi UMKM Krupuk Patilo Gunungkidul

0

GUNUNGKIDUL, BERNAS.ID – Kabupaten Gunungkidul tak dipungkiri memiliki potensi sumber daya alam melimpah seperti ketela. Misalnya, Kalurahan Tepus Kapanewon Tepus dengan tekstur tanah berupa batuan kapur hanya dapat ditanami tanaman berupa umbi-umbian, kacang, singkong, dan lainnya.

Keadaan tersebut menimbulkan kreativtas warga setempat untuk mengolah hasil pertaniannya menjadi bentuk makanan, salah satunya patilo yang berbahan dasar singkong. Namun kegiatan produksi, pemasaran, dan inovasi patilo masih berskala tradisional.

Baca Juga UMKM Sleman Wajib Go Digital untuk Menang Persaingan

Hal itulah yang melatarbelakangi Unit Kegiatan Mahasiswa Komunitas Riset dan Penalaran (UKM Kristal) Fakultas Ekonomi UNY melakukan pendampingan dan pelatihan supaya produk patilo menjadi produk yang ikonik bagi Kalurahan Tepus. Harapannya, dengan adanya pendampingan akan meningkatkan mutu dan kualitas patilo sehingga nilai jual produk patilo bertambah. Pendampingan dimulai dari pengemasan yang memadai, pemasaran agar dikenal banyak orang, dan inovasi produksi yang efisien dan efektif bagi produsen.

Anggota UKM Kristal terdiri dari Agnesti Cahya Diartyani, Andita Septianing Wahdani, Aqsha Dinda Pradana, Ilham Saputra, Merina Ramadan, Muhammad Royan, Nia Ifta Zhabilla, Saila Rizqi, Alifah Mauliddin Nur Ikhsan, Fairus Rahmi, Harlambang Fakhrur Ramadhan, Inas Azmi Auliannisa dan Seto Panggalih.Tim tersebut akan melakukan pendampingan secara terpadu mulai dari perencanaan, implementasi, pengawasan, evaluasi, dan kerja sama masyarakat sekitar.

Baca Juga KPPU, Grab dan Dinkop UKM DIY Gelar Talkshow Kemitraan dan Pelatihan UMKM

Menurut ketua kelompok, Agnesti Cahya Diartyani menyebut kegiatan pendampingan ini akan dapat membantu kelompok pengusaha kerupuk patilo karena wujud implementasi mata kuliah yang didapatkan di kampus. “Mata kuliah manajemen UMKM dan kewirausahaan akan mengelola usaha kerupuk patilo dengan menggunakan berbagai konsep, strategi usaha, dan analisis SWOT,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Agnesti, terdapat pula mata kuliah kimia dasar, biologi dasar, teknik boga yang akan membantu proses pembuatan kerupuk patilo supaya lebih higienis, sehat, awet, dan bercita rasa tinggi. Di sisi lain, mata kuliah transformasi digital juga akan diterapkan kepada pengelola guna pengembangan pemasaran produk.

Agnesti juga mengatakan kegiatan pendampingan ini juga berisi sejumlah pelatihan sekaligus memberikan mesin pengaduk adonan dan mesin pencetak kerupuk patilo.

Andita Septianing Wahdani mengatakan kegiatan pelatihan akan dilakukan dengan lebih menekankan pada penyadaran masyarakat tentang potensi kerupuk patilo secara umum apalagi Kalurahan Tepus berada pada jalur wisata pantai sehingga memiliki kesempatan agar dikenal orang dari berbagai daerah.

“Pelatihan yang kami selenggarakan meliputi produksi produk, pengembangan mutu produk, diversifikasi produk serta penggunaan alat mesin produksi” kata Andita.

Selain itu, juga ada pelatihan pengelolaan pemasaran dan publikasi UMKM pada e-commerce serta laman web khusus UMKM Kalurahan Tepus yang akan disambungkan dengan laman web resmi kalurahan dan media sosial pada Karang Taruna. Kegiatan berupa pembuatan akun, diskusi strategi promosi, penawaran produk yang menarik, dan pengelolaan sistem media sosial yang rutin juga akan dilaksanakan.

Ilham Saputra menjelaskan, pembuatan kerupuk patilo masih menggunakan cetak manual yang melibatkan kontak fisik tanpa sarung tangan. Selain itu, proses yang dilakukan terbilang cukup memakan waktu yang sangat lama, yaitu dalam waktu 1 hari hanya mampu menghasilkan 200 kg.

Untuk itu, menurut Ilham, diperlukan pengembangan alat yang dapat mempermudah dalam produksi serta dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil untuk mendukung keberlanjutan unit usaha agar lebih optimal dan memiliki daya saing tinggi. “Inilah yang mendorong kami membuat mesin pencetak kerupuk patilo” katanya.

Lurah Tepus, Supardi, SP sangat gembira dengan adanya pendampingan dari pihak akademisi karena dapat meningkatkan mutu dan kualitas sehingga menambah nilai jual produk patilo, dimulai dari pengemasan yang memadai, pemasaran yang semakin luas, dan inovasi produksi yang efisien dan efektif bagi produsen.

Ia berharap ada peran pemuda dalam pemasaran digital karena produsen patilo banyak yang sudah tua dan belum melek teknologi.

Kegiatan ini juga mendapatkan dana dari Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. PHP2D adalah salah satu agenda kegiatan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi berupa kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan atau Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). (*/jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.