Berita Nasional Terpercaya

Kisah Indomie Jadi Produk Mi Instan yang Mendominasi Dunia

0

BERNAS.ID – Indomie menjadi trending topic di linimasa Twitter pada Jumat (18/2/2022). Lebih dari 10.000 cuitan warganet tentang Indomie memenuhi jagad dunia maya di platform berlambangkan burung itu.

Indomie memang kerap mencuri perhatian tak hanya di tingkat lokal, melainkan juga di beberapa negara lain. Salah satu produk andalan, Indomie Mi Goreng, bahkan disebut sebagai ikon Asia Tenggara.

Kini dengan berbagai varian rasa seperti ayam bawang, kari, soto, dan sebagainya, Indomie telah tersebar di lebih dari 100 negara di dunia seperti Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Kanada, serta sejumlah negara di Afrika, Eropa, Timur Tengah, dan tentu saja Asia.

Lalu, bagaimana Indomie dapat mendominasi dunia sebagai salah satu mi instan yang digemari banyak orang?

Baca Juga: Uniknya Warung Ini, Sajikan Mie Indomie Persis Seperti Gambar pada Bungkusnya

Melansir Financial Review, kehadiran Indomie dan mi instan lainnya tidak bisa dipisahkan dari peristiwa bersejarah. Hal  itu bermula ketika pengusaha Jepang Momofuku Ando melihat antrean mengular dari penduduk di negaranya. Maklum saja, ketika itu adalah tahun 1956, tepat 8 tahun Jepang kalah dalam Perang Dunia II.

Untuk memenuhi rasa lapar, warga Jepang masih mengandalkan pemberian jatah makanan. Pakaian mereka lusuh, sementara malam hari sangat dingin. Saat itu, Ando keluar untuk membeli mie ramen di sebuah kios.

Dari kejadian yang dilihatnya, dia pun terinspirasi untuk membuat mie yang tahan berbulan-bulan dengan cara dikukus dalam kaldu ayam. Untuk mendapatkan mi yang kering, ia menggorengnya dalam minyak.

“Kedamaian akan datang ke dunia ketika orang-orang memiliki cukup makanan,” tulis Ando dalam biografinya berjudul The Story of the Invention of Instant Ramen.

Kemudian lahirlah produk bernama Chicken Ramen yang menjadi populer di Jepang ketika diluncurkan pada 1958. Mi instan terus berevolusi ketika pada 1971, Ando memasukkan produk mi instannya ke dalam cangkir styrofoam.

Hanya dengan menuangkan air panas dan menunggu beberapa menit, mi instan lezat sudah dapat dinikmati. Dengan begitu, mengonsumsi mi dapat dilakukan lebih efisien. Metode pembuatan mi instan ini pun menjadi fenomena global.

Kemunculan Indomie

Nampaknya, kepopuleran mi instan membuat konglomerat Salim Group tertarik untuk memproduksi makanan tersebut. Apalagi melihat kehadiran Supermi yang diluncurkan pada 1968.

Supermi adalah pionir mi instan di Tanah Air. Bahkan masyarakat masih kerap menyebut berbagai merek mi instan dengan sebutan “Supermi”, meski produk yang dimaksud bukanlah Supermi.

Diproduksi oleh PT Limasatu Sankyo Industri Pangan, Supermi pada akhirnya diakuisisi oleh Salim Group melalui Indofood. Mi instan seakan menjadi salah satu solusi bahan pangan pokok, terlebih harganya yang relatif terjangkau, mudah disajikan, dan tahan lama. 

Mengutip situs resmi Indomie, mi instan ini pertama kali diperkenalkan pada 1972 melalui produk Indomie Kuah Rasa Kaldu Ayam. Bertahan dengan satu rasa, akhirnya Indomie meluncurkan varian baru pada 1982 yakni Indomie Kuah Rasa Kari Ayam.

Varian rasa tersebut membuat penjualan produk Indomie mengalami peningkatan yang signifikat. Puncaknya, Indomie meluncurkan varian Indomie Mi Goreng pada 1983 yang menjadi kegemaran sebagian konsumen di seluruh Asia Tenggara.

Meski telah muncul berbagai varian rasa, Indomie Mi Goreng menjadi yang terlaris, bahkan menjadi ikon yang membuat Indonesia sebagai negara pemakan mi instan terbesar kedua di dunia.

Baca Juga: Saking Digemarinya, Indomie Jadi Sarana Kampanye Pemilu di Nigeria

Menurut World Instant Noodles Association, penduduk Indonesia mengonsumsi 12,62 miliar porsi mi instan setiap tahunnya pada 2019. Pada tahun yang sama, penduduk di China dan Hong Kong makan mi instan lebih banyak yakni 38,97 miliar porsi setahun.

Melansir dari Financial Review, Indomie memiliki 72% pangsa pasar di Indonesia. Penjualan mi instan ini bahkan mengalami peningkatan selama pandemi. Penjualan milik Indofood CBP Sukses Makmur tumbuh 30,5% menjadi Rp20,22 triliun pada semester I/2021. Indomie kini telah melampaui perusahaan Ando, Nissin Foods, sebagai produsen mi instan terbesar di dunia. 

Indomie mulai masuk ke Negeri Paman Sam pada 1987. Mengutip dari CNN, produk mi instan ini diperkenalkan di Nigeria pada 1988 melalui ekspor. Pada 1995, perusahan membuka pabrik produksi di negara tersebut.

Sekarang, Indomie menjadi merek mi instan pilihan bagi banyak penduduk di Nigeria. Indomie setidaknya menguasai 74% pangsa pasar di negara yang terletak di Afrika Barat itu.

Indomie Mi Goreng (Sumber: Pixabay/gianyasa)

Nomor Satu di Dunia

Lucas Kwas Peterson, seorang Food Columnist di Los Angeles Times, pada 2019 menempatkan Indomie sebagai mi instan terbaik. Indomie rasa BBQ Chicken berada di urutan nomor satu.

Varian yang bungkusnya didominasi warna biru ini memiliki cita rasa ayam yang smoky dapat mengimbangi salah satu kelemahan Indomie, yaitu terlalu manis. Menurut Peterson, saus cabai memberi sedikit rasa pedas. Sementara tekstur bawang yang renyah membuat mi instan ini semakin lezat.

Peterson juga menempatkan Indomie dengan varian Mi Goreng pada urutan 10, setelah Maggi dengan varian Masala Spicy. Dalam tulisannya, ia menyinggung tentang Indomie yang sangat populer di Nigeria.

Indomie varian Mi Goreng merupakan produk klasik dari merek ini yang menjadi standar karena memiliki keseimbangan rempah, rasa asin, dan tekstur yang luar biasa.

Pada 2019, seorang kritikus film terkenal Roger Ebert merekomendasikan Indomie sebagai hadiah terbaik untuk Natal. Ia pernah membawakan lima varian Mi Goreng dengan berbagai rasa kepada teman-temannya. 

Setelah mencicipi Indomie, mereka selalu bilang ini adalah “Mi instan terbaik yang pernah rasakan”. Bahkan salah satu kawannya, Millie Salmon, menambahkan udang pada Indomie sehingga membuat rasanya semakin lezat.

Baca Juga: Resep Cara Membuat Indomie Telur Crispy Simpel dan Mudah

Kini, sudah ada 63 rasa Indomie yang pernah beredar di pasaran. Sebagian tidak ada di Indonesia, melainkan khusus dijual di luar negeri. Di Tanah Air, Indomie dijual mulai dari Rp2.100.

Di toko online Amazon, Indomie varian Mi Goreng dijual US$32,99 per 30 bungkus, artinya satu bungkus harganya sekitar Rp15.000-Rp16.000. Sementara Indomie varian rasa ayam ukuran 70 gram di Nigeria dijual seharga 1.500 naira atau sekitar Rp51.000.

Tak sekadar direbus dan dicampur bumbu bawaan, banyak orang punya cara unik untuk mengonsumsi Indomie. Ada yang menjadikannya sebagai kue ulang tahun, dicampur dengan puluhan cabai, dan dicampur dengan berbagai bahan lainnya.

Selain itu, konon Indomie burjo lebih enak dari bikinan sendiri. Mau apapun cara kita memasaknya, Indomie telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, yang mampu menyelamatkan perut kelaparan anak kost dan warga yang harus mengungsi akibat bencana.

Leave A Reply

Your email address will not be published.