Berita Nasional Terpercaya

Waspada! Ini yang Terjadi Jika Kebanyakan Makan Garam

2

BERNAS.ID – Sebagian dari kita kerap mengonsumsi makanan instan yang mudah dan praktis, dengan cita rasa gurih dan asin. Namun, kita tidak menyadari kalau hal itu menyebabkan kita kebanyakan makan garam.

Mengutip Healthline, garam terdiri dari 40% natrium dan 60% klorida. Memang benar adanya pepatah yang mengatakan “bagaikan sayur tanpa garam” karena garam biasanya digunakan untuk menambah rasa pada makanan. Garam juga bisa digunakan untuk mengawetkan makanan. 

Kandungan pada garam memang dibutuhkan oleh tubuh. Natrium merupakan mineral penting untuk fungsi otot dan saraf agar optimal. Sementara klorida berfungsi membantu tubuh untuk menjaga keseimbangan air dan mineral.

Terlepas dari manfaatnya yang penting, terlalu banyak mengonsumsi garam dapat menimbulkan efek yang tidak bagus, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Baca Juga: Seluk Beluk Pembuatan Garam Dan Nasib Petaninya Di Tengah Perubahan Iklim

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2013, anjuran konsumsi garam per hari adalah 2.000 mg natrium per orang per hari. Konsumsi garam itu setara dengan 1 sendok teh atau 5 gram per orang per hari.

Jadi jika Anda mengonsumsi makanan instan seperti mie instan dan keripik kentang, coba perhatikan bagian kolom informasi nilai gizi. Bisa jadi, satu bungkus mie instan mengandung lebih dari 1.000 mg atau bahkan 2.000 mg natrium.

Lalu, apa yang akan terjadi jika kita kebanyakan makan garam?

Dampak Jangka Pendek

Melansir dari Healthline, kebanyakan makan garam meski hanya satu menu atau dalam sehari, juga bisa menimbulkan dampak jangka pendek. antara lain:

Retensi Air

Hal pertama yang dirasakan dari kebanyakan makan garam adalah perut kembung. Anda akan merasakan perut lebih kembung dari biasanya. Ini terjadi karena ginjal ingin mempertahankan rasio natrium ke air pada kadar tertentu dalam tubuh.

Pada akhirnya, ginjal harus menahan kelebihan air untuk mengimbangi natrium yang berlebihan yang telah Anda makan. Peningkatan retensi air ini dapat menyebabkan pembengkakan terutama di tangan dan kaki.

Meningkatnya Tekanan Darah

Makanan yang kaya garam bisa menyebabkan volume darah yang lebih besar mengalir melalui pembuluh darah dan arteri. Ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah sementara.

Meski demikian, tidak semua mengalami dampak ini. Penelitian menunjukkan orang yang resisten terhadap garam mungkin tidak mengalami peningkatan tekanan darah setelah makan makanan yang mengandung banyak natrium.

Sensitivitas seseorang terhadap garam diperkirakan dipengaruhi oleh faktor genetika dan hormon. 

Terus Merasa Haus

Setelah mengonsumsi makanan asin biasanya mulut terasa kering dan merasa sangat haus. Hal ini tentu akan mendorong Anda untuk terus minum.

Saat itu, tubuh sedang mencoba untuk memperbaiki rasio natrium ke air. Peningkatan asupan cairan menyebabkan Anda buang air kecil lebih banyak dari biasanya.

Jika Anda tidak minum setelah makan makanan yang mengandung garam tinggi menyebabkan kadar natrium tubuh naik di atas level aman. Hal tersebut mengakibatkan kondisi yang disebut hipernatremia.

Baca Juga: Ini Penyakit Yang Tidak Ditanggung BPJS

Hipernatremia adalah istilah medis untuk kondisi tubuh yang memiliki kadar natrium atau sodium terlalu tinggi di dalam darah. Hipernatremia  dapat menyebabkan air keluar dari sel dan masuk ke darah sebagai upaya untuk mengencerkan kelebihan natrium.

Jika tidak diobati bisa berakibat kebingungan, kejang, koma, dan bahkan kematian. Gejala hipernatremia lainnya seperti kegelisahan, kesulitan bernapas dan tidur, dan penurunan buang air kecil.

Dampak Jangka Panjang

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, kebanyakan makan garam dalam waktu lama bisa menimbulkan penyakit serius seperti:

Meningkatnya Tekanan Darah

Mengutip dari situs Kementerian Kesehatan, mengonsumsi garam secara berlebih maka dapat meningkatkan jumlah natrium di dalam sel. Hal ini bisa mengganggu keseimbangan cairan.

Ketika cairan masuk ke dalam sel, makan bisa mengecilkan diameter dari pembuluh darah arteri. Akibatnya, jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah.

Jika begitu, tekanan darah akan meningkat sehingga berisiko terjadinya stroke dan serangan jantung. Hampir seluruh kasus stroke dan penyakit jantung disebabkan oleh hipertensi.

Risiko Kanker Perut

Sebuah penelitian melibatkan 268.000 peserta yang sebagian mengonsumsi garam rata-rata 3 gram per hari dan 1 gram per hari. Mereka yang mengonsumsi garam 3 gram per hari kemungkinan memiliki risiko kanker perut hingga 68% lebih tinggi daripada yang hanya mengonsumsi garam 1 gram per hari.

Baca Juga: Waspada, 250 Juta Orang Menjadi Penderita Penyakit Jantung

Meski demikian, dampak garam terhadap kanker perut belum bisa dipahami sepenuhnya. Namun, para ahli meyakini diet tinggi garam dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap kanker perut.

Penyakit Jantung dan Kematian Dini

Sejumlah penelitian menunjukkan kebanyakan makan garam dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan pengerasan pembuluh darah dan arteri.

Hal tersebut menyebabkan risiko penyakit jantung dan kematian dini yang lebih tinggi. Sebuah studi selama 20 tahun menunjukkan orang yang mengonsumsi 5,8 gram garam per hari memiliki tingkat kematian terendah.

Sementara, mereka yang mengonsumsi lebih dari 15 gram gram per hari memiliki tingkat kematian tertinggi.

Leave A Reply

Your email address will not be published.