Berita Nasional Terpercaya

Rinding Gumbeng Gunungkidul Mengisi Kesenian di Istana Merdeka Jakarta

0

YOGYAKARTA, BERNAS.ID – Grup kesenian asal Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) membawakan kesenian Rinding Gumbeng saat Peringatan HUT RI ke-77 di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (17/8). Kesenian ini tampil sebagai pengisi acara di Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi di Istana Merdeka dengan membawakan tiga buah lagu yakni “Rayuan Pulau Kelapa”, “Sepasang Mata Bola”, dan “Indonesia Pusaka”.

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menjadi tamu kehormatan untuk mengikuti jalannya upacara serta menyaksikan penampilan Rinding Gumbeng dari Istana Merdeka, Jakarta, bersama Presiden RI Joko Widodo serta segenap menteri dan tamu undangan.

Baca Juga Sri Sultan Ikut Beri Masukan Jogja Planning Gallery

Kesenian Rinding Gumbeng berasal dari Ngawen, Gunungkidul telah ditetapkan sebagai salah satu Warisan Budaya Takbenda oleh Kementerian Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI dengan nomor registrasi 201700512 tahun 2017.

Kata ‘Rinding’ sendiri berasal dari Bahasa Jawa dan disebut rinding karena apabila dibunyikan menimbulkan efek merinding (meremang bulu kuduk). Menurut Moertjipto, 1990:62, musik rinding merupakan kesenian asli rakyat yang hidupnya pun berada di tempat yang terpencil (pelosok).

Gumbeng merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Daerah Karangmojo, Gunungkidul. Alat musik ini disebut ‘gumbeng’ karena bentuknya yang menyerupai tabung atau pohon bambu. Seperti halnya makna musik ‘Rinding’, makna alat musik ‘gumbeng’ adalah seni asli dari rakyat kecil yang hidup di daerah terpencil (Moertjipto, 1990: 79).

Pada zaman dahulu, aktivitas musik tradisional Rinding Gumbeng ini merupakan iringan dalam upacara ritual adat panen padi. Pemain Rinding Gumbeng terdiri dari 10 hingga 25 orang yang mengenakan kostum sederhana.

Seiring berjalannya waktu sekitar tahun 1980-an, rinding perlahan mulai digabungkan dengan ‘Gumbeng’ yang berasal dari daerah Karangmojo, Gunungkidul, sehingga terciptalah kesenian musik tradisional Rinding Gumbeng. Para seniman Rinding Gumbeng berusaha membuat alat musik pengiring yang menyerupai seperangkat alat musik gamelan dan juga angklung. Alat musik dari bambu yang telah dibuat sebagai pelengkap musik tradisional Rinding Gumbeng yaitu gong, kendang, dan kecrek.

Baca Juga Buya Syafii Ingin Hidupkan Kembali Muhammadiyah Di Kampung Halamannya, Sumatra Barat

Di upacara HUT RI ke-77 Istana Kepresidenan Yogyakarta, Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X berharap momentum peringatan HUT ke-77 RI semakin memperkuat jalinan sinergi antara Pemda DIY, para stakeholder, dan seluruh elemen masyarakat.

“Tentu pada kesempatan yang baik ini harapannya senada dengan nasional untuk pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat. Pemda DIY tak bisa sendirian, seluruh elemen masyarakat bersama stakeholder harus dapat bekerja sama. Mari kita jaga Jogja untuk pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat,” jelas Paku Alam X mewakili Gubernur DIY.

Wagub DIY mengikuti jalannya upacara bersama Ketua DPRD DIY, jajaran Forkominda DIY dan Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji di Gedhong Pracimosono, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta. Sebelumnya, Sri Paduka bertindak sebagai Inspektur Upacara Bendera Peringatan HUT ke-77 RI di Istana Kepresidenan Yogyakarta. (jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.