FFD 2022 Digelar, Maksimalkan Gedung Eks Bioskop Permata yang Sempat “Mati”

YOGYAKARTA, BERNAS.ID – Festival Film Dokumenter (FFD) merupakan festival film dokumenter pertama di Indonesia dan Asia Tenggara yang diselenggarakan sejak tahun 2002 dari Yogyakarta. Program tahunan Forum Film Dokumenter ini konsisten membahas dokumenter sebagai medium ekspresi dan ekosistem pengetahuan, melalui mata kegiatan ekshibisi, diskusi, dan lokakarya.
Tahun ini FFD kembali digelar pada 14-19 November 2022. Ada 3 lokasi yang menjadi tempat pemutaran film, yakni auditorium IFI-LIP Yogyakarta, Bioskop Sonobudoyo, dan gedung eks Bioskop Permata. Selain itu, juga digelar acara diskusi DOCTALK di dua kampus, yakni ISI Yogyakarta dan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pembukaan acara digelar di eks Bioskop Permata, Senin (14/11/2022) malam di gedung eks Bioskop Permata yang sebelumnya sudah tidak beroperasi selama 10 tahun. Direktur FFD Kurnia Yudha dalam kesempatan ini menyampaikan, tahun ini FFD dimulai kembali secara luring. Ini untuk menghadirkan pengalaman menonton bersama yang menyenangkan.
“Kita juga berupaya melakukan pemetaan ulang terhadap kehadiran komunitas dokumenter yang ada di berbagai wilayah di Indonesia,” katanya.
Baca juga: Festival Film Dokumenter 2021 Digelar Online, Begini Cara Nontonnya
Ada 8 kategori program yang ditayangkan FFD di tiga lokasi, yaitu Kompetisi Dokumenter Panjang Internasional, DOC Interactive, Kompetisi Dokumenter Pelajar, Perspektif, Kompetisi Dokumenter Panjang Indonesia, Kompetisi Dokumenter Pendek, Spektrum dan Lanskap. Semuanya bisa ditonton gratis.
Direktur Program FFD Alia Damaihati mengungkapkan, salah satu alasan memilih eks Bioskop Permata menjadi lokasi pemutaran FFD, karena gedung bioskop ini menyimpan nostalgia dunia perfilman Indonesia.
“Selain itu eks Permata juga bisa memfasilitasi [FFD] secara baik, ruang yang sehat dan infrastruktur yang baik,” kata Alia.
Baca juga: Festival Sinema Prancis 2022 Digelar, Di Jogja Bisa Ditonton Di 3 Lokasi
Sebagai film pembuka dalam festival ini ditampilkan film pendek berjudul “Fantasmagoria” yang memaparkan mengenaskannya kondisi industri asam nitrat di kawasan Atacama Chili.
Setelah itu penonton diajak menyaksikan film “Maaf Bioskop Tutup”, sebuah film dokumenter yang mengupas tentang Bioskop Permata, di masa lalu maupun sekarang. Film ini diputar berulang selama penyelenggaraan festival, dan bisa disaksikan di ruang putar lama gedung eks Bioskop Permata.
Terkait jadwal lengkap pemutaran film bisa disimak di ffd.or.id.
Sekilas tentang Bioskop Permata
Bioskop Permata dahulu bernama Bioskop Luxor pada tahun 1940-an. Bioskop ini menjadi menjadi satu-satunya bioskop zaman Belanda yang gedungnya masih berdiri hingga saat ini.
Bioskop ini merupakan salah satu bioskop termegah dan teramai di Kota Yogyakarta. Ia pernah mengungguli beberapa pesaing lainnya seperti Bioskop Presiden, Indra, Mataram, Ratih, Soboharsono dan Widya yang ada di Kota Yogyakarta.
Namun seiring perkembangan zaman, sejak tahun 2012, bioskop ini akhirnya resmi berhenti beroperasi. Bioskop ini terletak di Jalan Sultan Agung No. 17, Kampung Kauman, Kelurahan Gunungketur, Kecamatan Pakualaman, Jogja.
Permata menjadi salah satu bioskop paling awal di Kota Jogja yang menjadi bioskop kelas tiga di era 90-an.
Kala itu, penonton bisa menyaksikan berbagai judul film yang bernuansa tabu. (den)