Berita Nasional Terpercaya

Maharatu Pramodawarddhani Akan Diangkat dalam Sendratari

0

SLEMAN, BERNAS.ID – Sebuah sendratari yang diangkat dari sumber asli lokal Jawa sedang dipersiapkan untuk ditampilkan pada pertengahan tahun 2023. Nantinya, sendratari itu akan digelar di salah satu venue yang dekat dengan situs warisan budaya keluarga Sailendra, yaitu di area Candi Plaosan dan Candi Sewu.

Sendratari itu akan menampilkan Sosok Maharatu Pramodawarddhani. Dia adalah putri Raja Samaratungga dari keluarga Sailendra yang kemudian menikah dengan Rakai Pikatan.

Pramodawarddhani digambarkan dalam Prasasti Kayumwungan (824 M), yang sekarang tersimpan di Museum Nasional dengan Nomer Inventaris D27 dan D34. Ia digambarkan sebagai sosok yang memiliki sifat-sifat seorang raja, penuh kebajikan, berhati lembut, dan berbakti kepada dharma.

Baca Juga Gubernur DIY Ajak Tertib Pendataan Karya Budaya

Pramodawarddhani juga digambarkan memiliki kecantikan yang melebihi rembulan, gaya berjalannya seperti angsa, suaranya seperti suara tekukur, dan matanya seperti mata kijang.

Untuk itu, entitas yang peduli akan budaya, pariwisata, sejarah, dan kemanusiaan melakukan sebuah kajian Sendratari Maharatu Pramodawarddhani. Empat entitas itu, yaitu Medang Heritage Society, Yasatri, Sanka Heritage, dan Benawi Enterprise. Sendratari itu akan menampilkan roman klasik Pramodawarddhani.

Prof Timbul Haryono menceritakan Pramodawarddhani menunjukkan perempuan pada masa klasik sudah memegang peranan yang sangat penting. Menurutnya, Pramodawarddhani memiliki misi persatuan yang mendekatkan, seperti Candi Plaosan yang bercorak Budha dan Hindu.

“Saat ini hanya bukti-bukti bangunan peninggalannya seperti Borobudur, tapi peninggalan sejarah lewat tarian belum ada. Sendratari Pramodawarddhani ini mengangkat sumber-sumber lokal yang diangkat menjadi seni pertunjukan. Akhirnya memajukan kepariwisataan,” tuturnya.

Baca Juga Muhibah Budaya, Wujud Kerjasama DIY Dan Trenggalek

Dalam kajian ini, para peserta dipersilakan untuk memberikan berbagai masukan dan pendapat agar sendratari yang dihasilkan dapat lebih akurat dan edukatif, tapi estetis dan nyaman dilihat dan didengarkan sebagai sebuah seni pertunjukan. Alhasil, penyelenggara berharap sendratari yang dihasilkan akan bermanfaat untuk dunia pendidikan, kebudayaan, dan pariwisata di Indonesia, khususnya Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Ketua DPD Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY, Bobby Ardyanto mengatakan kisah Pramodawarddhani merupakan kisah nyata. “Ini True story, bukan legenda. Peninggalan fisik ada,” ucapnya.

Ia mengatakan saat ini pertunjukan yang berdasarkan kebudayaan di kawasan wisata masih kurang. “Pertunjukan yang basic culture masih kurang. Atraksi dari satu kawasan sangat sulit didapat sehingga butuh banyak bersinergi untuk bisa menjadikan sesuatu. Sesuatu yang bisa dinikmati secara konsisten,” katanya.

Narasumber lain yang dihadirkan, yaitu Dra Nugrahani DS, MA tentang “Historografi Prāmodawarddhanī dan Rakai Pikatan, Karya Monumental Bumisambarabudhara, Ciwagrha & Plaosan”, Nurkotimah, SS, MA berbicara tentang “Rancangan Sendratari Maharatu Pramodawarddhani, dan Artin Wuriyani berbicara tentang “Memahami roman klasik Pramodawarddhani dari perspektif masyarakat-Sudut pandang seorang aktifis perempuan, perhiasan, dan pariwisata”. (jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.