Berita Nasional Terpercaya

Putru, Ajaran Penyempurnaan Roh di Era Jawa Kuno

YOGYAKARTA, BERNAS.ID – Ajaran spiritual di era Jawa Kuno mengenal konsep penyempurnaan jiwa orang yang sudah meninggal, yang tercatat dalam teks Putru. Teks ini salah satunya masih dilestarikan dalam bentuk naskah lontar beraksara gunung yang disimpan secara turun-temurun oleh satu keluarga di kawasan lereng barat Gunung Merbabu, Jawa Tengah.

Hal itu disampaikan filolog asal Surakarta Rendra Agusta dalam acara WRUH #8 Tuhan di Era Jawa Kuna di Kelas Pagi Yogyakarta, Rabu (7/8/2024). Teks Putru itu menurut Rendra adalah teks yang dikeramatkan, yang hanya diperlihatkan dua kali dalam setahun, namun kini masyarakat sekitar sudah tidak ada yang bisa membacanya.

“Putru sangat mungkin berasal dari pitṛhūya dalam bahasa Sansekerta yang artinya memanggil pitr atau memanggil roh leluhur,” ujar Rendra.

Baca juga: Membahas Bahasa Jawa yang Kini Kian Terpinggirkan

Ia menerangkan, Putru ini adalah teks yang diperdengarkan atau disyairkan dalam upacara kematian masyarakat Jawa Kuno. Tradisi ini masih berlangsung dalam upacara Mamukur di Bali hingga saat ini.

“Tradisi memperdengarkan teks Putru, barangkali kelanjutan dari tradisi Brahmin pembacaan Karnamantra di India. Umumnya di India, masyarakat membacakan Rgveda dan Upanishad di dekat jenazah,” paparnya.

Ia menambahkan, dalam tradisi masyarakat Jawa Kuno dan Bali Kuna, ditemukan setidaknya dua jenis Putru Kalepasan dan Putru Sangaskara, ada satu lagi Putru Mayasih, yang disebutkan di beberapa teks tetapi tak pernah ditemukan manuskripnya. Putru dari naskah Merbabu menurut dia memuat perjalanan Sang Jiwa kembali ke puncak surga tertinggi, ke tempat Bathara Guru.

“Moksa di suatu tempat bernama Windupepet,” kata dia.

Baca juga: Ini 8 Agama Asli Indonesia Yang Tak Pernah Diakui Pemerintah

Pembicara lain, Sugi Lanus, filolog dari Bali mengatakan, masyarakat Jawa Kuno mempunyai banyak sebutan untuk Tuhan Yang Maha Esa. Salah satunya adalah Sang Hyang Widhi, yang dilestarikan dalam agama Hindu Bali, namun tidak ditemukan padanannya dalam Hindu India.

“Widhi sudah disebutkan dalam Kakawin Ramayana,” ujar dia. (den)

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.