Berita Nasional Terpercaya

Kisah Roby Ikhsan, Putra Aceh yang Mencintai Teknologi, Kini Berkarier di Kanada

0

BERNAS.ID – Tumbuh di Aceh Utara dengan menyaksikan kawasan industri gas alam cair, dan ketertarikannya dengan teknologi, membawa Roby Ikhsan sukses merintis karier.

Siswa teladan nasional ketika SMP ini kini menjadi enterprise solution architect di salah satu perusahaan tambang di Kanada. Kemampuannya di bidang teknologi terus diasahnya. Menetap di negeri seberang, Roby membagikan pengalaman masa kecilnya, yang mengawali rangkaian perjalanan hidupnya di dunia profesional.

Menjadi Siswa Teladan

Roby berasal dari kota kecil Lhokseumawe di kabupaten Aceh Utara, sekitar 280 KM di sebelah tenggara ibu kota Provinsi Aceh. Sejak kecil, ia menyaksikan kawasan industri gas alam cair yang maju di kotanya, seperti PT Arun yang mengelola produksi hasil alam dan didukung oleh Mobil Oil.

Pada saat yang sama, terdapat pula pabrik-pabrik yang menggunakan bahan baku tersebut untuk memproduksi pupuk, seperti PT  Pupuk Iskandar Muda (PIM), PT Asean Aceh Fertilizer (AAF), dan produksi kertas PT KKA (Kertas Kraft Aceh).

Baca Juga: Bambang Trim: Maestro Penulis dari Skripsi Nilai C yang Jadi Buku

Dari TK hingga kelas 2 SMA, Roby bersekolah di Arun. Ia mengaku ruang lingkup di sana kala itu begitu kecil dan terbatas, sehingga teman masa kecil hingga beranjak dewasa relatif sama.

“Hal ini membuat hubungan di antara kami ini cukup akrab, bahkan sampai sekarang,” katanya.

“Tumbuh besar bersama, dalam lingkungan yang sama dan mempunyai network yang lebih kurang sama,” imbuhnya.

Ketika SMP, Roby dinominasikan sang guru untuk mewakili sekolah di tingkat kecamatan dalam sebuah kompetisi siswa teladan. Kala itu, penilaian siswa teladan berdasarkan kreativitas, pengetahuan umum, kepribadian, dan kemampuan berbicara di depan umum.

Roby berhasil memenangkan kompetisi itu menjadi juara pertama. Prestasi itu kembali ia toreghan ketika perlombaan dilanjutkan ke tingkat kabupaten dan provinsi.

“Di tingkat provinsi, saya meraih juara 1 yang membuat saya mempunyai kesempatan untuk ke tingkat nasional mewakili Daerah Istimewa Aceh,” ujarnya.

Di tingkat nasional, ia berhasil menyabet juara pertama, padahal kala itu pendidikan Aceh menempati peringkat 20 dari 27 provinsi.

Ini merupakan kebanggaan bagi Roby, apalagi untuk pertama kalinya dalam sejarah pendidikan Aceh berhasil menempatkan salah satu wakilnya untuk menjadi juara pertama di level nasional.

Bagi Roby, Siswa Teladan Nasional atau Sistelnas memiliki makna mendalam bagi kehidupannya, yakni berusaha menjadi lebih baik sekaligus menambah jaringan pertemanan.

Baca Juga: I Kadek Dian Sutrisna Artha, Siswa Teladan Jurusan IPA yang Berubah Haluan Jadi Ekonom

“Berusaha untuk menjadi seorang manusia yang memaknai kehidupan dengan tujuan agar menjadi seimbang , bermanfaat, dan bermakna,” ucapnya.

Ketika duduk di kelas 3 SMA, ia mendapatkan kesempatan mengikuti program pertukaran pelajar ke Amerika Serikat. Selanjutnya ia mendapat high school diploma dari Shorewood High School, Shorewood, Wisconsin.

Menyukai dengan Teknologi

Sedari kecil, Roby telah tertarik dengan teknologi, atau secara lebih spesifik adalah komputer. Tepatnya ketika SD, dia menyadari dengan adanya komputer maka hidup  akan menjadi lebih simpel, waktu menjadi lebih efisien, dan semuanya memiliki jejak digital.

Ketika tamat SD, Roby meminta sebuah komputer kepada sang bapak sebagai hadiah. Akibat keterbatasan dana, akhirnya bapak Roby dibantu kawannya merakit komputer.

Processor-nya masih memakai i386 dan memakai floppy disc yang besar dengan sistem DOS,” katanya.

Saat SMP, ia sudah mulai membuat program sederhana dengan bahasa C dan database dBase III. Sebagai informasi, bahasa C merupakan bahasa pemrograman untuk mengembangkan berbagai jenis perangkat lunak.

“Mulai membuat rekod dan menghubungkan antara satu data point dan data yang lain misalnya, katalog produk,” tuturnya.

Roby juga membuat desain undangan dan membantu pekerjaan guru-guru dengan komputer, termasuk memperbaiki komputer yang rusak dan membersihkan virus.

“Hal ini membuat saya memiliki perasaan senang dan kepuasaan tersendiri karena dapat membantu,” katanya.

Baca Juga: Yanuar Iman Santosa, Dokter Spesialis THT yang Lincah Kembangkan Aplikasi Digital

Menghabiskan sisa waktunya di penghujung masa SMA, Roby berupaya mengajukan beasiswa. Ia ingin melanjutkan kuliah di bidang komputer, tepatnya di komputer Science di University of Washington, Seattle.

Namun, ia tidak mendapat respons positif atas pengajuan beasiswanya. Roby tak menyerah begitu saja, ia berupaya mencari beasiswa baik dari perguruan tinggi di Negeri Paman Sam, Indonesia, hingga negara lainnya di Asia Tenggara.

Akhirnya, ia mendapatkan jawaban dari Islamic University Malaysia (IIUM), Kuala Lumpur, Malaysia. Pada awal tahun 2000, ia resmi menjadi mahasiswa jurusan komputer di universitas tersebut.

Merintis Karier

Pada 2008, Roby berkesempatan bekerja di Vale Mining di Sorowako, Sulawesi Selatan. Baginya, penggunaan teknologi pada industri tersebut semakin banyak terserap terutama dalam 10 hingga 5 tahun ke belakang.

Meski begitu, teknologi pada industri pertambangan tidak sepadat di industri minyak dan gas. Kepada Bernas.id, dia menceritakan bagaimana teknologi berperan di dalam industri pertambangan.

“Ada satu istilah yang semakin sering terdengar adalah Connected Mine atau integrasi operasional tambang,” katanya.

Connected Mine adalah solusi multi‐nilai yang memanfaatkan seluler, pelacakan, analitik, dan cloud teknologi untuk lebih efektif mengelola operasi pertambangan industri.

Dengan teknologi tersebut, data tentang operasi penambangan dapat disajikan melalui perangkat seluler kepada orang-orang yang membutuhkan.

“Bagaimana menghubungkan solusi yang ada agar dapat dipakai oleh semua daerah operasi baik meskipun ada perbedaan secara geografis, fungsi dan waktu,” jelasnya.

Ketika itu, Vale bertransformasi dari perusahaan besar menjadi raksasa terutama dalam produksi besi dan nikel. Dalam perubahan tersebut terdapat beberapa inovasi strategi yang dilakukan.

Salah satu perubahan itu adalah memiliki sistem global dengan konfigurasi, fitur dan data yang sama di manapun daerah operasinya.

Baca Juga: Deasy Andriani, Tinggalkan Karier di Ibu Kota dan Dirikan Olifant School di Jogja

“Saya masuk dalam transformasi project ini dan Indonesia adalah negara pertama yang menjadi pilot implementasinya atau lokasi pertama ketika ide ini dicoba,” katanya.

Dari Sulawesi Selatan, Roby kemudian melanjutkan pekerjaan ke Australia. Negeri Kanguru ini menjadi lokasi kedua dalam implementasi proyek transformasi, sebelum final.

“Implementasi terbesar adalah di Kanada untuk Amerika Utara dan Brasil sebagai pusat implementasi Amerika Selatan. Kedua implementasi ini berlangsung secara bersamaan,” jelasnya.

Kala mengerjakan proyek di Australia, Roby masih bisa menyempatkan pulang pergi Jakarta – Brisbane. Namun ketika harus pindah ke Kanada, akhirnya ia memboyong keluarganya ke Toronto pada 2012.

Dari Vale Mining, kini Roby bekerja di Lunding Mining Corp, yang berbasis di Toronto. Ada peristiwa unik ketika ia memutuskan untuk pindah ke Kanada.

Seorang kawan seprofesinya mengatakan jika musim dingin di sana hanya berlangsung selama tiga bulan. Namun kenyataannya berbeda sama sekali.

“Setelah saya di sini, saya sadari kalimat itu lebih tepatnya panasnya tiga bulan dan dinginnya 9 bulan,” ucapnya.

Menemukan Passion

Sedari kecil, Roby memang telah tertarik dengan teknologi. Tapi, bagaimana akhirnya dia benar-benar menemukan passion dalam hidup?

Menurutnya, passion bisa lebih dari satu, bahkan bisa juga berubah-ubah. Tapi yang pasti, menemukan passion bisa dimulai dengan mencoba mengingat hal yang membuat bahagia.

“Cari tahu hal atau kegiatan apa yang membuatmu bersemangat atau tidak sabar untuk melakukannya,” katanya.

“Selain itu, saat kamu melakukannya pun waktu terasa sangat cepat berlalu karena kamu sangat menikmati aktivitas tersebut,” imbuhnya.

Saat ini, Robby menyukai traveling, yang merupakan kegiatan paling dinanti dan ia nikmati setiap detik prosesnya, mulai dari mencari info lokasi, itinerary, logistik, bujet, dan sebagainya.

Selanjutnya, passion bisa ditemukan dengan mencari tahu kelebihan atau bakat dalam diri, kemudian menemukan cara untuk mempraktikkan keahlian tersebut.

“Bila kamu suka melakukannya, tetapi menurutmu hasilnya tidak begitu bagus, coba cari pendapat atau penilaian orang lain,” ujarnya. 

“Bila ternyata kamu mendapat pujian dari hasil karyamu, bisa jadi itulah passion yang kamu miliki, hanya saja kamu tidak menyadarinya,” tuturnya.

Baca Juga: Donni Prabowo, Entrepreneur Muda Pegiat Ekosistem Startup Lokal

Menurut Roby, passion bukan berarti harus mahir atau menghasilkan uang dari kegiatan tersebut, melainkan sesuatu yang dapat membuat diri sendiri antusias melakukannya.

Berikutnya, menemukan passion bisa dengan mengingat hal yang paling disukai sewaktu kecil. Ada kalanya, perlu mendengarkan suara hati dan tidak perlu menanggapi komentar atau penilaian orang lain.

Dia menyebutkan, pencarian passion dalam hidup memang tidak mudah dan membutuhkan refleksi diri yang mendalam.

“Kekuatan saya adalah eksekusi di lapangan dan straight shooter. Ada rasa kepuasan tersendiri ketika bisa memberikan jalan kepada orang, membuat orang merasa bahagia atau berbuat kebaikan,” ucapnya.

Asa di Masa Depan

Meski telah menemukan karier yang tepat dan passion dalam hidup, ada hal yang masih ingin diraih oleh Roby. Ia ingin membantu membuka kesempatan anak-anak yang kurang beruntung untuk belajar dan bersekolah.

Suatu saat, ia ingin bekerja di organisasi nirlaba untuk membantu proyek sosial di Afrika, Amerika Selatan, dan negara di benua lainnya.

“Saya merasa banyak sekali orang yang mempunyai talenta, tapi tidak punya kesempatan. Talent is universal, opportunity is not,” katanya.

Kepada generasi muda yang ingin mendalami teknologi komputer, ia berpesan agar mereka terus mengasah kemampuan berbicara di depan umum, menulis dengan baik, dan mampu bercerita masalah rumit menjadi sederhana.

Baca Juga: WoiLo, Aplikasi Medsos Karya Anak Bangsa yang Jadi Pesaing Instagram

Roby menambahkan, generasi muda harus berpikir kritis namun bukan sinis, menjadi pendengar aktif artinya mendengar suara yang tak terucapkan, dan membangun jaringan dengan kepercayaan serta sikap memberi.

“Selain itu, belajar layanan pelanggan yang baik, cara menjual, dan menerapkan sikap tidak merasa istimewa , serta perdalam skill,” ujarnya.

“Jika Anda menginginkan sesuatu yang penting, jadikan itu prioritas. Work for it. Saya juga masih belajar dan ini adalah pengingat untuk diri saya,” imbuhnya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.