Berita Nasional Terpercaya

Jangan Meremehkan dan Meragukan Diri Kita Sendiri

0

Bernas.id – Panji Syamsi saat ini menekuni profesi sebagai trainer dalam bidang pengembangan diri serta practical self defense (bela diri praktis). Selain itu, saya juga menjalani profesi sebagai instruktur sabuk hitam Dan 3 dalam seni bela diri Taekwondo di beberapa sekolah dan unit latihan di bilangan Jakarta Selatan dan Depok.Ya, sedari kecil sedari SD, ia memang sangat mengidolakan Jackie Chan, Jet Li, dan Andy Lau, bahkan pernah meminta potongan rambut mirip seperti Andy Lau hingga akhirnya memiliki cita-cita ingin menjadi seorang ahli seni bela diri seperti ketiga tokoh tersebut. Sekalipun sering diragukan oleh banyak orang karena saat kecil dulu, fisiknya tergolog lemah dan kurus, bahkan olahraga menjadi mata pelajaran yang sangat kurang dikuasai.

?Banyak orang yang memiliki peran atas apa yang saat ini saya capai, mulai dari sahabat-sahabat terdekat dan guru mengaji yang mendukung dan memberikan masukan terhadap kegiatan yang saya lakukan, dan tentunya yang paling besar adalah kedua orangtua yang siang-malam mendukung dalam banyak hal, mulai dari finansial, dukungan, dan doa yang tulus dari mereka berdua sehingga saya bisa menjadi seperti saat ini,? ungkapnya ke Bernas.

Menjadi lebih baik adalah alasan untuk suka dunia pengembangan diri. Mengembangkan diri menjadi lebih baik lagi agar bisa membahagiakan kedua orangtua kelak.

?Namun sayang rasanya jika hanya saya yang terus mengembangkan diri, sementara ada orang lain yang juga butuh bantuan untuk mengembangkan dirinya. Oleh karena itu, saya memilih profesi ini untuk bisa menjadi washilah atau jalan bagi orang lain untuk menjadi versi terbaik yang ditakdirkan untuk-Nya,? katanya.

Untuk permasalahan yang paling sering dihadapi, ia merasa tidak yakin untuk beranjak ke tahap yang lebih tinggi. ?Dari sisi internal diri, masalah yang sering saya hadapi adalah tidak yakin ketika mau beranjak ke tahap yang lebih tinggi dan takut untuk gagal atau terlihat buruk. Namun, saya sikapi bahwa setiap orang itu tidak sempurna, akan ada masa-masa dimana dia mengalami kegagalan, dan itu sangat wajar. Yang perlu dilakukan ketika gagal adalah evaluasi, ambil pembelajaran, dan kemudian lakukan lagi dengan modal evaluasi tadi. Dari sisi eksternal diri saya, masalah yang sering dihadapi adalah diremehkan oleh orang lain dalam hal yang saya lakukan. Dianugerahi Allah fisik yang di bawah rata-rata ideal dari mayoritas orang seusia saya, wajah yang biasa saja (kalau tidak boleh dibilang pas-pasan) membuat saya sering menerima ledekan, cemoohan, dan juga diragukan oleh orang lain. Awal-awal dahulu, saya sedih, minder, kemudian saya menyadari, apa yang saya lakukan adalah tanggung jawab saya. Mereka yang mencemooh hanya akan semakin tertawa dan senang ketika saya semakin terpuruk. Oleh karenanya, selama saya yakin dan yang dilakukan juga suatu kebaikan, maka tiada jalan lain selain membuktikannya kepada orang lain, mengabaikan suara-suara negatif yang menjatuhkan, dan menorehkan prestasi sebagai bukti,? bebernya.

Dikatakannya, untuk tantangan ke depan, persaingan dengan kompetitor lain adalah hal yang pasti terjadi, serta budaya masyarakat yang mulai beralih ke era digital. ?Agar tetap bisa bertahan dari hal tersebut maka yang bisa saya lakukan adalah terus menaikkan kapasitas dan kapabilitas diri saya dan juga tim, serta melakukan kolaborasi dengan pihak lain agar semakin mengokohkan diri, dan semakin menebar manfaat luas karena dengan ini akan juga mengundang banyak kebaikan dan kemudahan dalam menghadapi tantang di depan nanti,? ucapnya.

Ia pun meyakini bidang yang digeluti ini penting dilakukan dan dibagikan kepada masyarakat. ?Saat ini, saya fokus pada bidang bela diri praktis, disadari atau tidak, kejahatan kian kemari kian menakutkan. Data dari Badan Pusat Statistik mencatat kasus kejahatan di Indonesia pada tahun 2014 berjumlah lebih dari 300.000 kasus, dan meskipun pada pertengahan tahun 2017 wakapolri mengatakan kejahatan telah menurun 20-30%, tapi itu belum menjamin sepenuhnya seseorang apapun latar belakang, profesi, dan status ekonominya terbebas dari ancaman tindakan kejahatan. Oleh karena itu, saya ingin berbagi kepada masyarakat tentang pentingnya memiliki ilmu bela diri, dan bagaimana melakukan bela diri praktis ketika terjebak dalam situasi terancam. Habit khusus yang saya bangun selama ini adalah selalu ?kepo? dengan hal-hal atau ilmu baru sehingga membuat kita tersegarkan wawasan dan pola pikirnya, serta mendorong kita untuk terus mau belajar. Jadi, kepo itu bermanfaat jika pada hal yang tepat,? paparnya.

Untuk mengembalikan mood agar kembali bersemangat bekerja, biasanya penyuka hobi bela diri ini akan meluangkan waktu beberapa hari untuk berlibur sejenak dari rutinitas pekerjaan, sekadar untuk menyegarkan dan menenangkan diri dengan mengunjungi alam terbuka (pantai, pegunungan, dll), atau dengan self-rewarding, hang-out bersama teman-teman, dan mengingat kembali apa tujuan yang ingin dicapai di akhir hidup nanti sehingga membuatnya kembali bersemangat kerja. Trainer ini memberikan inspirasi dan sarannya kepada orang lain yang membaca kisahnya ini.

?Diremehkan orang lain, diragukan orang lain adalah hal biasa, kita tidak perlu berlebihan kecewa. Yang berbahaya adalah ketika kita meremehkan dan meragukan diri kita sendiri. Untuk saran, (1) Luruskan niat, buatlah tujuan yang tinggi dan mulia untuk kehidupan kekal di sana, (2) Tekuni apa yang kita kuasai dan akan lebih bagus jika hal itu kita juga senangi, (3) Terus mengupgrade diri, karena tantangan semakin hari semakin rumit, (4) Rendah hati, mau menerima masukan/feedback, sebab kesombongan adalah awal kehancuran, dan (5) Banyak menebar manfaat, kita hebat bukan karena diri sendiri, tetapi ada orang lain yang juga mendukung apa yang kita lakukan,? urai rincinya.

Lingkungan pun diakuinya memengaruhinya hingga menjadi seperti sekarang. ?Tidak dipungkiri, lingkungan memang memiliki pengaruh besar terhadap diri seseorang. Oleh karena itu Saya berusaha untuk memilih lingkungan yang mendukung untuk tetap bertumbuh, karena minimal pengaruh yang diberikan lingkungan terhadap persepsi dan pola pikir kita dalam memandang dan menilai suatu hal, dan itu bisa berlanjut menjadi tindakan dan perilaku. Untuk motto, The Supreme Art of War is to Subdue the Enemy Without Fighting (Sun Tzu). Seni tertinggi dalam bela diri adalah menaklukan lawan (masalah) tanpa pertarungan (emosi, amarah), dalam hidup seringkali masalah datang kepada kita dalam bentuk apapun. Dan cara terbaik menghadapinya dengan menyikap masalah itu dengan tenang, mencari solusi yang terbaik yang menguntungkan untuk diri sendiri dan orang lain,? katanya.

Peraih Inspirator Muda versi Town! Magazine ini membocorkan rencana dalam waktu dekat dan impiannya ke depan. ?Rencana dalam waktu dekat ini adalah roadshow ke beberapa sekolah di Jakarta Selatan tentang pentingnya bela diri praktis bagi semua orang, kemudian menyelenggarakan training Practical Self Defense for Beginner, dan menulis buku tentang bela diri praktis. Untuk impian terbesar ke depan, pada usia 50 tahun, saya memiliki 2 akademi bela diri di Indonesia, menyantuni dan membangun 10 rumah singgah untuk 1.000 kaum dhuafa, khususnya lansia dhuafa yang terlantar, dan ketika di akhirat dapat mencium tangan Rasullah di telaga surga-Nya,? pungkasnya. 

Leave A Reply

Your email address will not be published.