Berita Nasional Terpercaya

Nikmati Kopi Sensasi Khas Rasa Abu Vulkanik di Festival Kopi Merapi

0

Bernas.id – Untuk mengangkat brand kopi Merapi, Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (D3P), Kabupaten Sleman menggelar Festival Kopi Merapi 2018 untuk pertama kalinya.

“Kami mewakili Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman konsep acara ini sebenarnya kita ingin mengangkat brand kopi Merapi,” kata Bayu Dwi Setiawan, staf holtikultura dan pangan D3P, di Desa Wisata Penting Sari, Rabu 26 September 2018.

Menurut Dwi, kopi Merapi ini sudah menjadi identik dari kopi yang ada di Yogyakarta, hanya saja dari kedai dan coffe shop maupun warung-warung kopi ini belum bisa menggunakan kopi yang ada di lereng Merapi.

Latar belakang diadakan festival, Dwi menyebut sebelum erupsi, areal kopi Merapi sekitar 255 hektar. “Setelah erupsi terjadi penurunan yang hampir signifikan, hampir 50 persen. Dari waktu ke waktu, kita mulai dari tahun 2011, kita sudah mulai mengembalikan. Sedikit demi sedikit kopi varian dari Arabica dan Robusta sudah mulai pulih kembali,” paparnya.

“Konsepnya sederhana, kita akan branding kopi Merapi menjadi tuan rumah di negerinya sendiri,” imbuhnya.

Dikatakan Dwi, kopi Merapi ini punya karakteristik tersendiri.”Dari letusan Gunung Merapi ini menjadikan aroma abu vulkanik bisa terasa di dalam kopinya. Salah satunya contoh, brand-brand kita sudah muncul, kopi Merapi Turgo, kopi madu Merapi, dan kopi alam Merapi. Ini memang identik kopi abu vulkanik,” urainya.

Acara festival ini, sebut Dwi diperuntukkan 50 persen dari masyarakat kopi yang ada di Kabupaten Sleman, bahkan melibatkan kedai kopi yang ada di Yogyakarta. “Trend anak muda kita sekarang ini, kalau nggak ngopi, nggak hidup,” katanya.

Ada 5 stand yang ikut lomba. Nantinya, memperebutkan 3 kejuaraan. “Kriterianya, pertama asli petani lereng Merapi, kedua punya produk olahan (blend atau bubuk), ketiga tampilan stand, keempat pengetahuan budidaya atau pengolahan kopi,” jelas Dwi.

Sedangkan, Budiono, petani kopi Merapi Kaliurang asal lereng Merapi ini sudah menanam dan memanen kopi sejak tahun 2000.

“Setiap tahun, panen setengah ton, bahkan lebih,” ucapnya.

Keistimewaan kopi Pak Budiono ini memiliki rasa pahit yang istimewa karena terasa enak dan ditanam 600 meter dari lereng Merapi.

“Pahit-pahitnya berbeda dari kopi yang di bawah  Pakem sama lereng Merapi. Kalau yang sudah biasa minum kopi, pasti tahu oh ini kopi lereng Merapi asli,” ucapnya.

Konsumen kopi Bapak Budiono ini berasal dari Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Tempat saya yang beli malah dari Jakarta. “Besok yang beli, kalau bisa ya orang sini saja,” pungkasnya. (jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.