Berita Nasional Terpercaya

Bocoran dari Seorang Sahabat, Kaltim Jadi Ibu Kota RI yang Baru

0

JAKARTA, BERNAS.ID – Seorang sahabat yang berprofesi sebagai konsultan lingkungan hidup mendadak diperintahkan untuk ?terbang? ke Kalimantan Timur. Awalnya dia tidak tahu untuk kepentingan apa diperintahkan datang ke salah satu provinsi di Pulau Borneo itu.

?Saya diperintahkan berangkat Rabu (14/8/2019) kemarin, cuma sehari doing,? kata Yudha, sebut saja namanya seperti itu.

Yudha mengaku datang ke Kaltim tidak seorang diri, tapi bersama empat rekan sejawatnya.

Ia baru tahu tujuan diterbangkan ke Kalimantan untuk kepentingan rencana pemindahan Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang baru. Di Kaltim dia bertemu dengan beberapa pejabat dan membicarakan perihal pembangunan berbagai infrastruktur sebagai syarat untuk menjadi ibu kota negara.

Tidak banyak yang diceritakannya, tapi setidaknya dia memberi bocoran bahwa Kaltim sepertinya akan dijadikan ibu kota negara baru Indonesia.

?Banyak yang dibicarakan, seperti pembangunan infrastruktur, ketersediaan air bersih, dan lainnya. Yang saya dengar, Kaltim bakal jadi ibu kota negara yang baru,? ungkapnya.

Namun, dia belum mengetahui secara persis, wilayah mana di Kaltim yang akan dijadikan ibu kota negara. ?Entah di Samarinda atau di mana belum tahu,? tuturnya.

Sebagai pengingat, pada 7 Mei 2019, Presiden Joko Widodo mengunjungi Kaltim. Saat itu, Jokowi meninjau sejumlah lokasi, seperti Bukit Soeharto, yang terletak di Kabupaten Kutai Kartanegara. Jokowi menyebut Kaltim unggul dari segi ketersediaan infrastruktur.

?Fasilitas-fasilitas yang ada di Kaltim sangat mendukung, tertuama airport, jalan tol yang Insya Allah tahun ini sudah jadi. Sangat mendukung itu,? kata Jokowi seperti dikutip dari situs resmi Setkab, Selasa (7/5).

Dengan ketersediaan infrastruktur penunjang yang memadai, maka  biaya pemindahan ibu kota nantinya bisa dihemat karena tidak perlu membangun lebih banyak. Hal ini sesuai dengan konsep pemindahan ibu kota yang direncanakan tak banyak membebani APBN.

?Artinya itu akan banyak menghemat biaya,? jelas Jokowi.

Apakah Bukit Soeharto akan dijadikan sebagai lokasi calon ibu kota baru? Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menjelaskan, ada kendala untuk menjadikan Bukit Soeharto sebagai ibu kota negara.

?Bukit Soeharto adalah hutan lindung, tidak boleh diganggu untuk keperluan ibu kota baru,? kata Bambang di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Senin (13/5/2019).

Dia menegaskan tidak akan mengubah fungsi hutan lindung di Bukit Soeharto demi lokasi ibu kota baru.

?Kita sepakat hutan lindung itu harus dikembalikan pada fungsinya, karena saat ini banyak masyarakat menggunakan lokasi itu untuk kebun sawit dan sebagainya. Jadi kita harus kembalikan Bukit Soeharto kepada fungsi utamanya sebagai hutan lindung,? tutur Bambang.

Selain Kaltim, Presiden Jokowi juga berkunjung ke Kalimantan Tengah (Kalteng) juga untuk mengecekan kelayakan sebagai calon ibu kota RI. Jokowi mengecek melalui jalur udara dan darat.

Ada celetukan Jokowi yang menarik saat di Kalteng. ?Nemu, nemu, nemu feeling,? ucapnya saat meninjau Bukti Nyuling, Kabupaten Gunung Mas, Kalteng, Rabu (8/5/2019).

Hasil dari meninjau Provinsi Kalteng, Jokowi menyebut provinsi ini paling siap dalam ketersediaan lahan. Bahkan Gubernur Kalteng Sugianto Sabran berjanji bisa menambah jumlah lahan yang dibutuhkan.

?Ya tadi kita melihat dari atas ya, dari udara. Kalau dari sisi keluasan, di sini mungkin paling siap. Mau minta 300 ribu hektare ya siap di sini. Kalau kurang masih tambah lagi juga siap,? kata Jokowi.

Namun dirinya belum bisa menjamin Kalteng akan resmi dipilih menjadi Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) yang baru. Sebab harus dilakukan penghitungan yang matang dan menyeluruh terlebih dulu. 

?Masih dalam kalkulasi, masih dalam kajian masih dalam hitung-hitungan. Aspeknya kan banyak sekali. Sekali lagi ini menyangkut aspek yang tidak hanya satu dua,? tuturnya.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang menemani Jokowi menuturkan, Kalteng unggul dari sisi lingkungan. Ketersediaan lahan yang dibutuhkan guna membangun kota baru nanti lebih baik namun lokasinya cukup jauh dari kota eksisting dan infrastruktur pra sarana pendukungnya yang tidak lebih lengkap dari Kaltim

?Bagus kondisi alamnya, hutannya masih asli. Jalan nasionalnya sudah kita bangun bagus. Tapi dia jauh dari kota mana-mana yang ada. Sehingga perlu pra sarana dasar yang lebih dari yang ada di Kaltim,? ucap Basuki saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (10/5).

Meski begitu, Jokowi menyimpulkan, Kaltim dan Kalteng memiliki nilai tambah dan kurang masing-masing. Poin-pon itulah yang jadi perhatian dan penghitungan nantinya.

?Urusan banjir mungkin di sini tidak, urusan gempa di sini juga tidak. Tapi kesiapan infrastruktur harus dimulai dari nol lagi. Itu juga salah satu pertimbangan masalah sosial politik, sosiologi masyarakat, semuanya dilihat,? ungkap Jokowi.

Jokowi mengatakan, nantinya akan ada tim khusus yang melakukan peninjauan dan penghitungan menyeluruh terhadap wilayah yang telah dia tinjau. Nantinya hasil penelitian tim tersebut akan jhadi bahan untuk disampaikan ke DPR agar mendapat persetujuan pemindahan ibu kota negara yang baru.

?Nanti tim besarnya akan diam-diam ke sini lagi. Dihitung kemudian baru setelah matang dan terencana secara detail diserahkan kepada saya. Nah dari situ lah kita memutuskan,? terangnya.

?Saya ke lapangan hanya satu, mencari feeling-nya. Biar dapat feeling-nya. Kalau sudah dapat feeling-nya nanti dikalkulasi, Saya kira ini sebuah visi besar jangka panjang. Bisa 5 tahun, bisa 100 tahun yang akan datang. Dalam rangka mempersiapkan negara ini untuk masuk sebuah negara maju,? pungkas Jokowi. (sbh

Leave A Reply

Your email address will not be published.