Berita Nasional Terpercaya

Bonsai Seharga Lima Puluh Juta di Rawa Kalibayem Bantul

0

BANTUL, BERNAS. ID — Bermula dari mempunyai hobi dan kegemaran yang sama membuat tanaman bonsai, yaitu tanaman atau pohon yang dikerdilkan di dalam pot dangkal dengan tujuan membuat miniatur asli pohon besar yang sudah tua di alam bebas, sejumlah warga Sindureja, Desa Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Bantul, pada tanggal 31 Desember 2018, mendirikan Komunitas Bonsai Panorama Garden (KBPG).

Penasehat KBPG Parjiono dan Pengurus KBPG Robby yang didampingi istri Anita, Sabtu (19/01/2019), kepada Bernas.id, menjelaskan, bahwa Komunitas Bonsai Panorama Garden yang berada di Sindureja, Ngestiharjo, Kasihan Bantul atau tepatnya di pinggir sebelah barat Rawa Kalibayem dibentuk pada akhir tahun lalu dan langsung mengadakan pameran hingga tanggal 31 Januari 2019. Pameran dan sekaligus bursa bonsai buka setiap hari pukul 15:00 – 21.00 WIB.

?Jumlah tanaman bonsai yang kami pamerkan sekaligus sebagai bursa ini lebih dari seratus bonsai, semua milik warga sekitar sini. Untuk bursa atau penjualan tanaman bonsai, kami menjual dari harga bonsai Rp50.000 hingga termahal seharga Rp50.000.000 yaitu bonsai pohon asem,?jelas Parjiono.

Sementara itu, Parjiono maupun Robby mengaku hobi membuat tanaman bonsai dilakukan sejak berusia remaja dan kala itu bermula dari membantu temannya yang mempunyai usaha aneka tanaman termasuk tanaman bonsai. Pembentukan KBPG sendiri selain sebagai wadah bagi pembuat bonsai warga sekitar, juga sebagai persiapan pembentukan Sindureja sebagai desa wisata.

Lanjut Parjiono yang juga berprofesi sebagai pembuat taman (gardener) ini, menambahkan, bonsai pohon asem yang dijual dalam bursa bonsai bernilai mahal, dikarenakan kelangkaan dan kesulitan dalam proses pembuatan bonsai, serta butuh waktu yang cukup lama sampai puluhan tahun dalam pembentukan sebagai karya bonsai yang indah.

?Bonsai pohon asem ini, milik warga tinggalan orang tuanya, umur bonsai ini berkisar 40 tahun lebih. Oleh pemiliknya dalam bursa bonsai dibuka dengan harga Rp50.000.000. Dan beberapa hari lalu telah ditawar oleh seorang kolektor bonsai dari Yogyakarta akan dibeli Rp25.000.000 namun belum diberikan oleh pemiliknya,?ujarnya.

Untuk menjangkau Rawa Kalibayem yang letaknya berada dipinggiran sebelah barat daya Kota Yogyakarta ini cukup mudah, dari Kampus Universitas PGRI Yogyakarta (UPY) ke barat sekitar 3 km. Konon tempat ini merupakan tempat wisata air yang sangat indah yang dibangun oleh Sultan HB VII, masih tampak beberapa bekas peninggalan yang masih tersisa, seperti beberapa patung taman dan bangunan lama bekas rumah makan zaman kolonial bertahun 1914 di Sindureja.

Rawa Kalibayem pernah ?hilang? berubah menjadi hamparan sawah, ruas jalan dan untuk pemukiman penduduk, muncul kembali keberadaannya sebagai fenomena alam pada tahun 2003, disebabkan hujan deras pada waktu itu yang mengakibatkan hamparan tanah tersebut ambles kembali menjadi rawa hingga kini.

?Menurut rencana Sindureja dengan Rawa Kalibayem yang fenomenal ini, akan dijadikan sebagai desa wisata. Selain jalan pinggiran rawa sudah mulai dibangun dengan konblok oleh Pemerintah Desa Ngestiharjo. Juga telah dipersiapkan bangunan pondasi di tengah rawa, sebagai tempat peletakan patung punakawan Semar, Gareng, Petruk dan Bagong, sebagai ikon desa wisata,?imbuh Robby. (ted)

Leave A Reply

Your email address will not be published.