Berita Nasional Terpercaya

Ratusan Kepala Dinas Pariwisata Indonesia Timur Belajar Tata Kelola Wisata dari Yogyakarta

0

SLEMAN, BERNAS.ID- Potensi destinasi pariwisata di wilayah Indonesia Timur sangatlah besar. Melihat potensi ini Kementerian Pariwisata melalui Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata bersama Asdep Pengembangan Destinasi Regional III kembali mengadakan Rapat Koordinasi Teknis Pengembangan Destinasi Regional lll di Yogyakarta tanggal 11-14 Maret 2019 di The Alana Hotel and Convention Center.

Kegiatan ini mengundang kurang Iebih 200 Kepala Dinas Pariwisata dari Wilayah Timur Indonesia atau Regional III (Bali, NTB, NTT, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat).

Deputi Kemenpar RI Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata, Dadang Rizki Ratman mengatakan rapat koordinasi ini tujuannya untuk sinergi semua pemangku kepentingan untuk mengembangkan destinasi wisata di wilayah masing-masing.

“Mudah-mudahan saya ajak rapat koordinasi teknis, bisa belajar dari Jogja yang sukses mengembangkan desa wisata, mengembangkan taman rekreasi, dan pantai-pantai di Gunungkidul sehingga bisa saling berbagi informasi,” jelasnya.

Alasan dipilih Yogyakarta, Dadang menyebut secara tradisi budaya, Jogja begitu kuat dari dulu sehingga kami ajak teman-teman regional III di wilayah timur yang sebagian besar wisata alam atau bahari untuk belajar dari wisata Jogja yang telah mengembangkan destinasi wisata berbasis masyarakat untuk masyarakat.

“Mudah-mudahan wisata di regional III cepat maju sehingga meningkatkan pendapatan masyarakat di destinasi wisata tersebut karena wisatawan yang datang akan mengeluarkan uang untuk belanja makan, belanja menginap, dan belanja produk,” imbuhnya.

Sedangkan, sambutan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X yang dibacakan Wakil Gubernur Sri Paduka Alam X mengatakan Yogyakarta mempunyai wilayah yang tidak terlalu luas, hanya sekitar 3100 kilometer persegi atau 0,17 persen dari luas Indonesia.

Sultan pun mengatakan dengan luas yang sangat terbatas ini, otomatis Sumber Daya Alam pasti juga sangat terbatas, tapi Jogja punya predikat yang melekat sebagai daerah tujuan wisata, kota budaya, dan kota pendidikan yang senantiasa diupayakan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi pembangunan daerah guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

“Adapun visi kepariwisataan sampai tahun 2025 akan mewujudkan DIY sebagai daerah tujuan wisata terkemuka di Asia Tenggara. Pemda DIY dalam upaya mewujudkan program tersebut melaksanakan program atau kegiatan pembangunan sektor pariwisata secara berkelanjutan,” imbuhnya.

Sultan mengatakan visi kepariwisataan didukung dengan 4 program utama, yaitu pengembangan pemasaran pariwisata, program pengembangan destinasi wisata, program pengembangan kemitraan, dan pengembangan desa.

Sementara itu, Bupati Sleman, Sri Purnomo pun berkesempatan menjadi pemateri dalam Rapat Koordinasi Teknis Pengembangan Destinasi Pariwisata Regional III terkait Tata Kelola Destinasi Pariwisata di Kabupaten Sleman.

Dalam paparannya, ia mengatakan bahwa salah satu strategi tata kelola pariwisata di Kabupaten Sleman dengan peningkatan kualitas destinasi wisata, peningkatan usaha pemasaran pariwisata, peningkatan kuantitas usaha pariwisata yang berstandard serta didukung Sumber Daya Manusia yang kompeten, dan peningkatan Partisipasi Masyarakat Sleman.

“Maka harus ada komunikasi, koordinasi dan kerjasama yang baik antara sektor publik, dunia usaha dan dunia usaha,” ujarnya.

Sri mengatakan Pemerintah Kabupaten Sleman terus mendongkrak jumlah kunjungan dan lama tinggal wisatawan, baik wisatawan lokal maupun mencanegara. Karena menurutnya hal tersebut dapat memberikan dorongan peningkatan penerimaan pendapatan daerah serta memperkuat basis industri kreatif.

“Berkat kegigihan berbagai pihak, kunjungan wisatawan di Kabupaten Sleman terus meningkat. Pada tahun 2017 ada 7,22 juta wisawatan, tahun 2018 meningkat menjadi 8,53 juta. Di tahun 2019 ini kita targetkan ada 10 juta wisatawan yg berkunjung ke Kabupaten Sleman,” jelasnya.

Kegiatan Rakortek ini terdiri atas 2 segmen, yaitu Segmen Diskusi pada tanggal 12 Maret 2019 di The Alana Hotel and Convention Center dan Segmen Site Visit pada tanggal 13 Maret 2019. Untuk Segmen Diskusi terbagi menjadi 3 sesi. Sesi pertama membahas tentang Kebijakan Pemasaran Pariwisata Nasional oleh Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata l, Kementerian Pariwisata Rizky Handayani dan Nomadic Tourism oleh TIm Percepatan Nomadic Tourism Kementerian Pariwisata.

Sesi ll akan menghadirkan Bupati Sleman, Sri Purnomo, dengan Tata Kelola Destinasi Pariwisata Kabupaten Sleman, Bupati Gunungkidul yang diwakili oleh Kadispar Gunungkidul Asti Wijayanti dengan Tata Kelola Destinasi Gunungkidul, dan Bupati Klaten, Sri Mulyani dengan Tata Kelola Destinasi Pariwisata Kabupaten Klaten. Sedangkan, Sesi III akan menghadirkan para pengelola desa wisata seperti Joko Winarno, Direktur BUMDes Tirta Mandiri Desa Ponggok Klaten, Sugeng Handoko, Ketua Unit Usaha Pokdarwis Desa Nglanggeran dan Kholik, Ketua Pokdarwis Tebing Breksi, Desa Sambirejo.

Pada Sesi III ini, peserta akan disuguhi success story dari masing-masing inisiator desa wisata yang telah sukses menjadikan pariwisata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sesi ini akan dipandu oleh Akademisi UGM Hendri Adji Kusworo. 

Selanjutnya, segmen kedua dari kegiatan adalah Site Visit ke 3 lokasi di tanggal 13 Maret 2019, Umbul Ponggok di Desa Ponggok, Kabupaten Klaten, Tebing Breksi Desa Sambirejo, Kabupaten Sleman dan Desa Nglanggeran, Kabupaten Gunungkidul.

Dari kegiatan kunjungan ini diharapkan peserta akan terbuka wawasannya tentang tata kelola destinasi pariwisata khususnya di desa wisata secara langsung sehingga peserta akan terinspirasi dan mengimplementasikannya di daerah masing-masing. (jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.