Berita Nasional Terpercaya

Kisah Dian Nursiati, Anak Sopir Angkot yang Berhasil Lulus Kuliah di Luar Negeri

0

BERNAS.ID – Siapa bilang kuliah di luar negeri hanya untuk mereka yang terlahir kaya? Dian Nursiati berhasil membuktikan kepada dunia bahwa kesempatan kuliah di luar negeri bisa dimiliki oleh siapapun tanpa peduli apa latar belakang keluarga kita.

Dian, begitu sapaan akrabnya, berhasil meraih gelar sarjana dari Meiho University, Pingtung, Taiwan. Selamat empat tahun berjuang, Dian akhirnya kembali ke Tanah Air dengan membawa gelar sarjana Information and Business.

Gelar sarjana dari Meiho University berhasil Dian raih dengan beasiswa luar negeri, tepatnya beasiswa kuliah S1 parsial. Lalu bagaimana pengalaman Dian meraih beasiswa S1 luar negeri hingga berhasil menamatkan kuliah di luar negeri? Berikut kisahnya:

Viral di TikTok

Kisah Dian yang berhasil tamat kuliah di luar negeri sempat menjadi TikTok viral. Lewat akun media sosial tersebut, Dian bercerita bagaimana dirinya mendapat cibiran tetangganya sejak awal dia daftar kuliah di luar negeri. Tak ayal, video TikTok berisi curahan hati Dian itu pun banyak dibagikan oleh netizen Indonesia dan menuai banyak komentar positif.

“Aku kuliah di sana karena ikut program kuliah dan magang kerja 4 tahun di Taiwan. Jadi, SMK (SMK Binakarya 1 Karawang)  tempat saya sekolah dulu memang punya kerjasama dengan yayasan yang memberangkatkan siswa dengan nilai tertentu dari hasil UN untuk seleksi program tersebut,” ucapnya kepada Bernas.id.

Intuk bisa kuliah di luar negeri, Dian harus melalui beberapa tes, seperti bahasa Inggris, dan Mandarin. Dia juga harus mendapatkan nilai rapot yang bagus, menjalani interview, pelatihan, dan tes kesehatan.

Setelah lulus semua tes tersebut, Dia akhirnya bisa berangkat kuliah di luar negeri, tepatnya di Meiho University, Taiwan. Ketika menunggu pengumuman kelulusan apakah dia bisa kuliah di luar negeri atau tidak, Dian sempat mendapatkan cibiran tetangganya.

“Di tahun 2017, sebelum mendapatkan pengumuman kelulusan (diterima atau tidak) salah satu tetangga di kampung ada yang mencibir,” ungkapnya.

Tetangga tersebut sempat berkata agar Dian memendam cita-citanya untuk kuliah di luar negeri karena hal itu merupakan sesuatu yang mustahil untuk anak sopir angkot seperti dirinya.

“Nggak lama setelah dengan cibiran itu, ternyata Dian di terima di Meiho University,” ungkapnya.

Cibiran tak berhenti sampai disitu saja. Bahkan, omongan yang menyakitkan hati dari para tetangga juga didapat kedua orangtuanya.

“Nggak selesai sampai di situ masih banyak omongan tetangga kampung yang menurut Dian, ya, cukup menguji mental kedua orang tua, tapi Alhamdulillah Speptember 2017 Dian berangkat tanpa kendala,” ungkapnya.

Dia mengaku cibiran tetangga di kampung halaman juga membuat ia dan orangtuanya mengalami tekanan atau down. Namun, mereka mencoba untuk tetap kuat hingga akhirnya Dian berhasil menamatkan pendidikannya.

“Di samping tetangga di rumah buat orangtua down, Dian di perantauan juga down, tapi kita tetap sama-sama kuat. Hingga waktu lulus kuliah, Dian secara spontan meluapkan hal yang selama disimpan dalam video yang viral di TikTok tersebut. Waktu tahu video itu viral, Dian kaget karena sebelumnya video Dian juga ada yang viral tapi tidak seheboh kali ini,” imbuhnya.

Baca juga: Kisah Rungu: Berawal dari Passion hingga Tiket ke Perancis (Bagian 1)

Pengalaman kuliah di luar negeri

Selama di Taiwan, Dian harus bisa membagi waktunya dengan efisien untuk kerja sambil kuliah karena biasanya yang didapatkannya tidak gratis 100% alias bukan beasiswa S1 luar negeri full. Karena tak ingin merepotkan orangtua, wanita 22 tahun itu pun mencoba kuliah sambil kerja.

Tahun 2017, Dian magang di Caesar Park Kenting Hotel sebagai housekeeper. Lalu di tahun 2018-2021, Dian juga magang di PT Kisaraki Food Co., Ltd. Zhutian, Taiwan .

“Selama program magang, Dian beberapa kali dapet kendala, seperti jadwal tidak sesuai karena pandemi. Akhirnya, Dian harus putar otak bagaimana caranya ketika nganggur Dian tetap bisa bayar kuliah dan makan,” ungkapnya.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Dia pun mencoba mengambil kerja part time atau paruh waktu di kebun buah, pelayan di restoran Yakiniku, juru masak dan cuci piring di warung tempura.

Semua pekerjaan tersebut tak sungkan dilakukannya karena ia harus mencukupi kebutuhannya selama di Taiwan sekaligus membantu kedua orangtuanya yang mengalami kesulitan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

“Itu semua Dian lakukan karena selain harus bayar kuliah, makan , dan sebagainya, orangtua di rumah kesulitan ekonomi sebab angkot sudah mulai jarang penumpang karena banyak ojek online dan pandemi,” ungkapnya.

Selain bekerja di rumah makan, hotel, atau perusahaan, Dian juga memanfaatkan kemampuannya di bidang seni untuk menambah penghasilan.

“Dian juga sering tampil jaipong di Taiwan, tepatnya di acara festival dan sering jadi guru les untuk seni tari Indonesia di Taiwan,” tambahnya.

Dia juga bercerita, hari libur tetap ia manfaatkan untuk bekerja agar bisa mencukupi kebutuhannya. Namun, sebisa mungkin ia tetap mengikuti aturan pemerintah Taiwan.

“Hari Sabtu dan Minggu selalu libur tapi Dian kerja di luar yang penting sesuai aturan pemerintah tidak lebih dari 20 jam perminggu untuk kerja di luar magang,” ungkapnya.

Dian merasa Taiwan merupakan negara yang ramah untuk pelajar internasional. Sebab selama kuliah di Taiwan, Dian mendapatkan banyak bantuan yang membantu kelancaran proses studinya.

Dian juga menilai Taiwan merupakan negara yang cocok untuk mereka yang ingin kerja sambil kuliah di luar negeri. Jadi, kita bisa merasakan bagaimana sensasi kerja di luar negeri sekaligus kuliah di luar negeri.

“Enaknya kuliah di Taiwan tuh kalo sambil kerja gampang banget cari kerjaannya. Jadi, nggak khawatir banget soal ekonomi,” imbuh Dian.

Apalagi, menurut Dian, ada banyak lowongan pekerjaan atau loker yang bisa ia dapatkan selama kuliah di Taiwan. Ada lowongan kerja sebagai housekeeper di hotel, juru masak, hingga kerja paruh waktu di kebun buah.

“Alhamdulillah, banyak banget hal yang mendukung, apalagi di kampus Sian selama sekolah dapet banyak fasilitas termasuk mendapat pinjaman laptop,” ungkap Dian.

Baca juga: Perjalanan Kaprodi Arsitektur UNMAHA Raih Beasiswa di Inggris

Tips Menghadapi Cibiran

Saat sesi wawancara bersama Bernas.id, Dian juga berbagai tips bagaimana dirinya bisa tahan terhadap omongan “jahat” para tetangga.

Tak bisa kita pungkiri, omongan “pedas” dari orang lain seringkali membuat semangat kita turun hingga  menyerah dengan apa yang sedang kita perjuangkan. Tak ingin kalah dengan hal tersebut, Dia berhasil membungkam mulut pedas para tetangga dengan prestasi yang ditorehkannya.

“Belajar jadi orang yang masa bodoh ajah yang penting kita tetap fokus sama tujuan ajah, soal orang mau ngomong apa,  anggap saja buat jadi bahan bakar biar kita semangat terus,” ucapnya.

Meski merasa sakit hati dengan omongan jahat orang lain, Dian juga menyarankan  agar kita tidak membalas dendam dan tetap teguh dengan tujuan awal.

“Jangan niat balas dendam niatnya tetap sama tujuan awal, yang penting sih ga usah terlalu nengok kanan kiri,” ujar Dian.

Setelah lulus dari Meiho University Dian berencana untuk menjadi tenaga pendidik agar ilmu yang didapatkannya selama kuliah di luar negeri bisa dibagikan ke banyak orang.

“Cita-cita mah pengen banget jadi tenaga pendidik, sudah ada plan sih tapi masih dirahasiakan nanti ikutin terus ajah bakal ada YouTubenya juga seputar kegiatan Dian di Surabaya,” kata Dian.

Dian sering mengunggah kesehariannya lewat akun instagram @diannursiati atau akun TikTok @anaknyasudirman. Dian juga berencana membuat channel YouTube yang masih dirahasikan olehnya.

Leave A Reply

Your email address will not be published.