Berita Nasional Terpercaya

Soal Kedaulatan Energi, Menteri Jonan: Paling Penting Tersedia dan Terjangkau

0

SLEMAN, BERNAS.ID- Di era global, kedaulatan energi itu, tidak harus mengolah sendiri di dalam negeri. Tidak ada negara di dunia ini yang bisa hidup sendiri dari mengolah energinya sendiri.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan menegaskan menyatakan kedaulatan energi, itu bukan semata-mata kita bisa mendiri. “Tidak ada negara yang mampu melakukan kegiatan hidupnya secara mandiri. Saling ketergantungan itu sangat tinggi,” katanya saat kuliah umum bertajuk “Implementasi Kebijakan Kedaulatan Energi Negeri” dalam rangka dies UGM dan Sekolah Vokasi UGM, Jumat 30 Agustus 2019.

Baca juga: Inilah 10 Sekolah Penerbangan Terbaik yang Ada di Indonesia

“Mengenai energi, yang paling penting, pertama ketersediaan dan kedua keterjangkauan,” imbuhnya.

Jonan mengatakan Jepang itu hanya sedikit mempunyai gas bumi di bagian Utara dan minyak nyaris tidak ada, tapi memiliki daya saing yang tinggi. “Untuk itu, soal energi dari mana, ini soal beda,” ucapnya.

“Tiongkok itu produksi batubaranya mencapai 3 milyar ton setiap 1 tahun, tapi masih impor 500-600 juta kilogram batubara apalagi saat musim dingin,” imbuhnya.

Untuk itu, menurut Menteri Jonan tersedianya energi yang murah itu harus bertujuan untuk membuat produktivitas bangsa kita menjadi lebih tinggi. “Mindset kita harus seperti itu, jangan kalau energi murah, justru santai-santai. Untuk itu, daya saing produk kita  atau bangsa ini harus ditingkatkan dan lebih baik,” katanya.

Baca juga: Jurusan IT: Pengertian, Mata Kuliah, dan Prospek Kerja Terbaru

Ia pun menyinggung pentingnya investasi di sektor energi karena setiap tahun ada 1,5 sampai 2 juta angkatan kerja di Indonesia. “Kalau tidak ada investasi yang membuka lapangan kerja, mau dikemanakan angkatan kerja itu,” tuturnya.

Sedangkan, Rektor UGM, Panut Mulyono berharap dengan adanya kuliah umum oleh Menteri Jonan dan peluncuran buku berjudul “Freeport Kembali ke Pangkuan Ibu Pertiwi” karya Fahmy Radhi, bangsa Indonesia dapat mengolah sumber daya alamnya untuk kecukupan energi dalam negeri. “SDA dan energi menjadi dua hal yang sangat terkait untuk memajukan bangsa ini sehingga energi yang murah dan tersedia menjadi hal yang mutlak,” ujarnya.

“Energi yang murah akan menentukan daya saing. Kalau tidak tersedia energi yang murah, tidak akan membuat produk-produk yang diciptakan memiliki daya saing,” imbuhnya.

Rektor Panut pun merasa senang karena saat ini, untuk mineral tidak boleh langsung diekspor ke luar negeri karena mineral harus diproses dulu di negeri ini sehingga bisa menyerap tenaga kerja dan memberikan nilai tambah. (jat)

Baca juga: 10 Universitas Jurusan Perhotelan Terbaik dan Unggul di Indonesia

Leave A Reply

Your email address will not be published.